TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina sedang melakukan pelatihan tanggap bencana nuklir di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, menyusul dugaan bahwa Rusia akan melakukan serangan ke instalasi itu.
Rusia saat ini menguasai sebagian besar wilayah Zaporizhzhia. Kyiv menuduh Rusia sedang merencanakan serangan "terorisme" di pabrik selatan yang bisa menyebabkan radiasi. Moskow membantah tuduhan tersebut.
Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan pada Kamis, 29 Juni 2023 bahwa dia menulis surat kepada Dewan Keamanan PBB dan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres untuk menyatakan, "Kami tidak bermaksud meledekkan PLTN (pembangkitan listrik tenaga nuklir), kami tidak berniat melakukannnya."
Gubernur wilayah Zaporizhzhia Yuriy Malashko yang mengambil bagian dalam latihan tersebut mengatakan, latihan dimaksudkan untuk mengkoordinasikan respon semua layanan terhadap "situasi darurat" di pabrik tersebut.
Tayangan televisi Reuters menunjukan penyelamat mengenakan alat pelindung kuning dan putih serta mengunakan masker gas dan dosimeter agar dapat memeriksa tingkat radiasi pada mobil penumpang dan truk dan membersihkan roda sebelum kendaraan menjalani dekontaminasi tambahan di titik pencucian khusus.
Salah seorang penduduk bernama Tetyana, 45 tahun, mengatakan "ini sangat menakutkan dan saya sangat khawatir dengan keselamatan keluarga, dan anak saya, apa yang harus kami lakukan?"
Pejabat dan pasukan pertahanan sipil mengerjakan skenario yang memungkinkan terjadinya bencana tersebut dan juga tentang cara menginformasi dan mengevaluasi penduduk.
"Kami mengasumsikan skenario terburuk, di mana zona kontaminasi akan lebih besar dari 50 kilometer, dan diperkirakan empat wilayah yang akan terpengaruh," kata Wakil Menteri Energi Ukraina.
Ia juga menambahkan bahwa hasil latihan itu bagus untuk Ukraina agar siap menghadapi tantangan yang diajukan oleh Rusia.
REUTERS
Pilihan Editor AS Kutuk Pembakaran Al-Quran di Swedia, Izin Demo Bukan untuk Itu