Persediaan Oksigen Menipis
Sean Leet, yang mengepalai perusahaan yang bersama-sama memiliki kapal pendukung, Polar Prince, mengatakan kepada wartawan, Rabu, bahwa "semua protokol diikuti" tetapi menolak untuk memberikan penjelasan rinci tentang bagaimana komunikasi dihentikan.
"Masih ada perangkat yang mendukung kehidupan tersedia di kapal selam, dan kami akan terus berharap sampai akhir," kata Leet, CEO Miawpukek Horizon Maritime Services, kepada wartawan di St. John's Newfoundland.
Titan berangkat dengan 96 jam udara, menurut perusahaan, yang berarti oksigen bisa habis pada Kamis pagi. Tetapi para ahli mengatakan pasokan udara tergantung pada berbagai faktor, termasuk apakah kapal selam masih memiliki kekuatan dan seberapa tenang penumpang di dalamnya.
Bangkai kapal laut Inggris, yang tenggelam saat menabrak gunung es pada pelayaran perdananya pada 1912, terletak di dasar laut pada kedalaman sekitar 3.810 meter. Jaraknya sekitar 1.450 km di timur Cape Cod, Massachusetts, dan 644 km di selatan St. John's, Newfoundland.
Mereka yang berada di dalam kapal selam, puncak ekspedisi wisata yang menelan biaya US$250.000 (sekitar Rp 1,2 miliar) per orang, termasuk miliarder dan petualang Inggris Hamish Harding, 58, dan pengusaha kelahiran Pakistan Shahzada Dawood, 48, bersama putranya yang berusia 19 tahun, Suleman, yang keduanya warga Inggris.
Penjelajah Prancis Paul-Henri Nargeolet, 77, dan Stockton Rush, pendiri dan kepala eksekutif Ekspedisi OceanGate, juga dilaporkan ikut serta.
Seorang teman Harding, Jannicke Mikkelsen, yang telah menemani pengusaha Inggris itu dalam ekspedisi lain, mengatakan kepada Reuters pada Selasa bahwa dia mengharapkan kabar baik tetapi tidak optimistis. "Akan menjadi keajaiban jika mereka ditemukan hidup-hidup," katanya.
REUTERS
Pilihan Editor: Ledakan di Paris: Setidaknya 37 Orang Terluka dan Dua Hilang