TEMPO.CO, Jakarta -Jumlah korban tewas akibat banjir setelah penghancuran bendungan Nova Kakhovka meningkat menjadi 16 orang di Ukraina, kata pejabat Kyiv. Di sisi lain, pejabat Rusia mengatakan 29 orang tewas di wilayah yang dikuasai Moskow.
Jebolnya bendungan Nova Kakhovka pada 6 Juni lalu membuat banjir melintasi petak besar tanah di Ukraina selatan dan di bagian Ukraina yang diduduki Rusia. Ini mengakibatkan hancurnya lahan pertanian dan memutus pasokan ke warga sipil.
Lebih dari 3.600 orang telah dievakuasi dari daerah banjir di wilayah Kherson dan Mykolaiv. Sementara 31 orang masih hilang dan sekitar 1.300 rumah masih terendam banjir, menurut kementerian dalam negeri Ukraina melalui saluran Telegramnya pada Sabtu malam, 17 Juni 2023.
Kepala pemerintahan yang dipasang Rusia di wilayah Kherson yang diduduki Moskow, Andrei Alekseyenko melalui aplikasi pesan Telegram mengkonfirmasi bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 29 orang.
Ukraina menuduh Rusia meledakkan bendungan era Soviet, di bawah kendali Rusia sejak awal invasi pada tahun 2022.
Sebuah tim ahli hukum internasional yang membantu jaksa Ukraina dalam penyelidikan mengatakan dalam temuan awal pada Jumat bahwa "sangat mungkin" keruntuhan di wilayah Kherson Ukraina disebabkan oleh bahan peledak yang ditanam oleh Rusia.
Kremlin menuduh Kyiv menyabotase bendungan pembangkit listrik tenaga air, yang menampung waduk seukuran Great Salt Lake Amerika Serikat, untuk memutus sumber utama air Krimea dan mengalihkan perhatian dari serangan balasan yang "gagap" terhadap pasukan Rusia.
Pilihan Editor: Investigasi New York Times: Rusia yang Ledakkan Bendungan Kakhovka
REUTERS