TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel pada Rabu, 14 Juni 2023, mengatakan seorang tentaranya telah menembak mati seorang bayi Palestina di dalam mobil dua minggu lalu, mengira ia menembaki orang-orang bersenjata. Militer Israel menyalahkan situasi yang kacau, disebabkan oleh tentara lain yang menembakkan senapannya ke udara dalam sebuah pelanggaran aturan.
Mohammad al-Tamimi yang berusia tiga tahun menderita luka kepala akibat penembakan tersebut pada 1 Juni 2023. Sementara itu, ayah Tamimi tertembak di bagian bahu. Tragedi tersebut terjadi di Ramallah Tepi Barat. Kementerian luar negeri Palestina menuntut pertanggungjawaban, menganggap insiden itu sebagai kejahatan.
Menerbitkan hasil penyelidikannya, militer Israel mengulangi pernyataan sebelumnya bahwa orang-orang bersenjata Palestina telah menembaki tentara Israel yang menjaga permukiman Yahudi malam itu.
Seorang perwira militer yang menggeledah daerah itu melihat "kendaraan mencurigakan dan menembak beberapa kali ke udara", mendorong seorang tentara yang mendengar tembakan itu untuk melepaskan tembakan ke mobil keluarga Tamimi, percaya bahwa orang-orang bersenjata itu menggunakannya untuk melarikan diri.
Investigasi menyalahkan komandan karena miskomunikasi dan "pengambilan keputusan yang salah", kata pernyataan itu, menambahkan bahwa petugas yang menembak ke udara akan ditegur karena melanggar perintah tetap.
Kementerian luar negeri Palestina, dalam sebuah pernyataan, menyesalkan temuan itu sebagai "bentuk pengabaian yang paling jelas dan paling buruk, dan legalisasi, penumpahan darah Palestina".
Tepi Barat, di antara wilayah di mana warga Palestina berusaha mendirikan negara, telah mengalami gelombang kekerasan selama 15 bulan terakhir.
Sebuah laporan oleh kelompok hak asasi Israel Yesh Din berdasarkan data militer dari 2017 hingga 2021 menemukan bahwa tentara Israel dituntut kurang dari 1% dari ratusan pengaduan yang diajukan terhadap mereka atas dugaan pelanggaran terhadap warga Palestina.
REUTERS
Pilihan Editor: Melawat ke China, Bill Gates Dikabarkan Bakal Bertemu Xi Jinping