TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan mitranya Presiden Iran Ebrahim Raisi soal konsekuensi mengirimkan drone-drone ke Rusia. Peringatan ini dikonfirmasi oleh kantor Kepresidenan Prancis pada Sabtu, 10 Juni 2023.
Kantor Kepresidenan Prancis dalam pernyataan menjelaskan Macron memperingatkan Raisi lewat sebuah panggilan telepon yang mendesak Iran agar segera menghentikan dukungan yang diberikan pada Rusia di perang Ukraina. Dalam kesempatan itu, Macron juga mengutarakan kekhawatiran soal program nuklir Iran.
Inggris, Prancis, Jerman, Amerika Serikat dan Ukraina mengatakan suplai drone – drone buatan Iran ke Rusia telah melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 2015 soal kesepakatan nuklir Iran. Sebelumnya pada Jumat, 9 Juni 2023, Gedung Putih mengatakan Rusia telah memperlihatkan sinyalemen untuk memperdalam kerja sama bidang pertahanan dengan Iran dan sudah menerima ratusan drone serang satu-arah yang digunakannya dalam perang Ukraina.
Data Amerika Serikat meyakini drone-drone buatan Iran dikirim lewat Laut Kaspia, lalu secara operasional digunakan oleh tentara Rusia untuk melawan Ukraina. Gedung putih mengatakan akan mempublikasi sebuah anjuran dari Pemerintah Amerika Serikat untuk memastikan pengusaha dan pemerintah kalau mereka tidak secara langsung membantu program drone Iran.
National Security Council Amerika Serikat pada Jumat, 10 Juni 2023, mempublikasi temuan kalau Iran diduga sedang memberikan Rusia sejumlah bahan untuk membangun pabrik drone di wilayah timur Moskow menyusul upaya Kremlin untuk mengamankan suplai persenjataan karena sedang melancarkan invasi ke Ukraina.
Iran mengakui telah memberikan drone kepada Rusia, namun itu sebelum perang Ukraina meletup. Sejak perang terjadi, Iran tidak pernah lagi mensupali drone ke Negeri Beruang Merah tersebut.
Sumber: english.alarabiya.net | arabnews.com
Pilihan Editor: Melihat Kekuatan Fattah, Rudal Balistik Hipersonik Iran yang Bikin Khawatir AS
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.