Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perang Sudan Tewaskan 190 Anak-anak, Bantuan Makanan Dijarah

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Asap membubung di dekat masjid setelah pemboman udara di Khartoum Utara, Sudan, 1 Mei. REUTERS/Mohamed Nureldin Abdallah
Asap membubung di dekat masjid setelah pemboman udara di Khartoum Utara, Sudan, 1 Mei. REUTERS/Mohamed Nureldin Abdallah
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran sengit berlanjut di Sudan sepanjang Kamis, 4 Mei 2023, di tengah kesepakatan gencatan senjata. Kedua pasukan mencoba meraih kemanangan sebesar-besarnya menjelang kemungkinan negosiasi.

Sementara PBB mengungkapkan keprihatinannya karena kekerasan ini menghancurkan anak-anak.

Terlepas dari beberapa deklarasi gencatan senjata, kedua belah pihak tampaknya berjuang untuk menguasai wilayah di ibu kota Khartoum menjelang pembicaraan yang diusulkan, meskipun para pemimpin dari kedua faksi tidak memperlihatkan keinginan serius bernegosiasi setelah lebih dari dua minggu pertempuran.

Tentara Sudan pada hari Kamis berusaha untuk mengusir pasukan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) dari posisinya di dekat pusat Khartoum dalam pertempuran sengit.

"Kedua belah pihak percaya bahwa mereka dapat menang secara militer dan memiliki sedikit insentif untuk datang ke meja perundingan," kata Direktur Intelijen Nasional AS Avril Haines kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat di Washington.

Dengan pertempuran terus berlanjut meskipun ada kesepakatan gencatan senjata, Gedung Putih mengatakan akan memberikan sanksi kepada mereka yang bertanggung jawab atas destabilisasi Sudan.

Peperangan menewaskan ratusan orang, memicu bencana kemanusiaan, mengirim eksodus pengungsi ke negara-negara tetangga dan berisiko menyeret kekuatan luar, yang selanjutnya membuat tidak stabil wilayah yang sudah bergolak.

"Situasi di Sudan tertatih-tatih menuju bencana, dan anak-anak semakin terperangkap dalam baku tembak," kata Catherine Russell, direktur eksekutif badan anak-anak PBB UNICEF dalam sebuah pernyataan. "Demi anak-anak Sudan, kekerasan harus dihentikan."

UNICEF mengatakan telah menerima laporan 190 anak tewas dan 1.700 terluka di Sudan sejak konflik meletus pada 15 April. kekerasan, katanya.

Sudan mengatakan pada hari Selasa bahwa 550 orang tewas dan 4.926 orang terluka.

UNICEF meminta faksi-faksi yang berjuang untuk memastikan anak-anak tidak terperangkap dalam garis tembak, termasuk dengan menghentikan serangan di pusat kesehatan, sekolah, dan stasiun.

Bantuan makanan dijarah

Konflik itu telah melumpuhkan jantung ekonomi negara di ibu kota Khartoum, mengganggu rute perdagangan internal, mengancam impor, dan memicu krisis uang tunai.

Di seluruh ibu kota, pabrik, bank, dan toko telah dijarah atau dirusak, pasokan listrik dan air mati, sefrta penduduk melaporkan kenaikan harga yang tajam dan kekurangan barang-barang kebutuhan pokok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Beberapa pasar besar telah dihancurkan, kata Saddam Siddig Bashasha, yang menjalankan bisnis energi surya dan generator di Khartoum. "Pasar yang dibakar ini mendukung pekerja dan petani miskin. Ribuan dari mereka kehilangan pekerjaan, yang akan membuat kondisi menjadi sangat sulit," katanya.

Pertarungan tersebut diakibatkan oleh perebutan kekuasaan antara dua faksi yang bersaing, tentara dan RSF, yang telah berbagi kekuasaan setelah kudeta pada tahun 2021, menggagalkan upaya untuk mewujudkan demokrasi dan pemerintahan sipil setelah pemberontakan populer tahun 2019 menggulingkan orang kuat Omar al-Bashir.

Presiden AS Joe Biden menyebut kekerasan itu sebagai pengkhianatan terhadap tuntutan rakyat Sudan akan pemerintahan sipil dan mengatakan AS siap menawarkan bantuan kemanusiaan "ketika kondisi memungkinkan".

Suara pemboman dan tembakan terdengar di Khartoum dan kota-kota yang berdekatan di Omdurman dan Bahri pada hari Kamis yang melanggar perjanjian gencatan senjata tujuh hari terbaru. Tentara berusaha mendorong RSF dari posisi di sekitar istana presiden dan markas militer.

"Sejak kemarin malam, dan pagi ini, ada serangan udara dan suara bentrokan," kata Al-Sadiq Ahmed, seorang insinyur berusia 49 tahun yang berbicara dari Khartoum.

"Kami mengalami teror permanen karena pertempuran terjadi di sekitar pusat lingkungan perumahan. Kami tidak tahu kapan mimpi buruk ini dan ketakutan akan berakhir."

Kepala bantuan PBB Martin Griffiths mengatakan akan mengadakan pertemuan tatap muka dengan kedua belah pihak dalam dua atau tiga hari untuk mendapatkan jaminan dari mereka untuk konvoi bantuan.

Program Pangan Dunia (WFP) pada hari Kamis memperkirakan bahwa makanan senilai $13 juta hingga $14 juta yang diperuntukkan bagi orang-orang yang membutuhkan di Sudan sejauh ini telah dijarah.

Sekitar 100.000 orang telah mengungsi dari Sudan dengan sedikit makanan atau air ke negara tetangga, kata PBB.

Korban sipil telah diperburuk oleh penggunaan senjata berat oleh pihak yang bertikai termasuk tank, artileri, roket dan serangan udara di pemukiman warga, kata Human Rights Watch pada hari Kamis, menuduh mereka mengabaikan kehidupan sipil secara sembrono.

REUTERS

Pilihan editor Serangan Drone ke Kremlin: Rusia Kebobolan atau Hanya demi Dukungan Domestik?

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ukraina Puji Senjata Berat dari Barat, termasuk dari Polandia

2 menit lalu

Seorang prajurit Ukraina menyamarkan howitzer self-propelled M109 setelah tembakan ke arah pasukan Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di wilayah Donetsk, Ukraina 22 September 2023. REUTERS/Oleksandr Ratushniak
Ukraina Puji Senjata Berat dari Barat, termasuk dari Polandia

Penggunaan senjata berat Barat dalam pertempuran sengit di pinggiran Bakhmut menimbulkan korban jiwa yang signifikan di garis musuh.


Yusril Yakini Prabowo Bisa Selesaikan Masalah di Papua, Ini Alasannya

50 menit lalu

Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra memimpin Tasyukuran Milad Partai Bulan Bintang di Markas Besar Partai Bulan Bintang, Jakarta, Senin, 17 Juli 2023. Acara tersebut digelar dalam rangka memperingati berdirinya Partai Bulan Bintang ke-25. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Yusril Yakini Prabowo Bisa Selesaikan Masalah di Papua, Ini Alasannya

Yusril Ihza Mahendra optimistis calon presiden Prabowo Subianto mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di Papua


Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Rp900 M untuk Atasi Kekerasan di Haiti

21 jam lalu

Orang-orang membawa mayat seorang wanita yang terbunuh dalam aksi protes menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Haiti Ariel Henry setelah berminggu-minggu alami kekurangan bahan pangan dan krisis kemanusiaan, di Port-au-Prince, Haiti 10 Oktober 2022. REUTERS/Ralph Tedy Erol
Amerika Serikat Kucurkan Bantuan Rp900 M untuk Atasi Kekerasan di Haiti

Amerika Serikat akan menyumbang USD 65 juta untuk mengatasi masalah kekerasan geng di Haiti dan mendesak PBB untuk kirim bantuan.


IOM: Bencana Banjir Libya Sebabkan Lebih dari 43.000 Orang Mengungsi

1 hari lalu

Tim penyelamat mencari mayat di pantai, pasca banjir di Derna, Libya, 17 September 2023. REUTERS/Ayman Al-Sahili
IOM: Bencana Banjir Libya Sebabkan Lebih dari 43.000 Orang Mengungsi

Bencana banjir Libya, yang menewaskan ribuan orang di Kota Derna, juga menyebabkan lebih dari 43.000 orang mengungsi


Ketika Erdogan Merasa Tak Nyaman dengan 'Warna-warni LGBT' di Sidang Umum PBB

2 hari lalu

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyampaikan pernyataan saat pembukaan KTT Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) 2023, di markas besar PBB di New York City, New York, AS, 18 September 2023. REUTERS/Mike Segar/File Foto
Ketika Erdogan Merasa Tak Nyaman dengan 'Warna-warni LGBT' di Sidang Umum PBB

Erdogan merasa tidak nyaman dengan penggunaan apa yang dia gambarkan sebagai "warna LGBT" di ruang sidang Maelis Umum PBB


Dwikorita Karnawati Panel di Markas PBB New York, Bicara Sistem Peringatan Dini Bencana

2 hari lalu

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati. TEMPO/Fakhri Hermansyah
Dwikorita Karnawati Panel di Markas PBB New York, Bicara Sistem Peringatan Dini Bencana

Warga, pemerintah daerah serta swasta harus turut berpartisipasi belajar sistem peringatan dini demi mengurangi akibat bencana.


Nagorno-Karabakh: Azerbaijan Bertemu Etnis Armenia Setelah Gencatan Senjata

2 hari lalu

Davit Melkumyan, wakil Majelis Nasional Nagorno-Karabakh, tiba bersama delegasi Armenia untuk melakukan pembicaraan setelah wilayah yang memisahkan diri itu dipaksa melakukan gencatan senjata, di kota Yevlakh, Azerbaijan, 21 September 2023. REUTERS/Stringer
Nagorno-Karabakh: Azerbaijan Bertemu Etnis Armenia Setelah Gencatan Senjata

Kemenangan Azerbaijan merupakan satu lagi perubahan dalam sejarah pergolakan pegunungan Nagorno-Karabakh.


Geng Haiti Serukan Penggulingan Perdana Menteri Ariel Henry, Kekacauan Meningkat

3 hari lalu

Orang-orang membawa barang-barang mereka saat melarikan diri dari rumah dan lingkungan mereka akibat bentrokan antar geng, di Port-au-Prince, Haiti 24 April 2023. REUTERS/Ralph Tedy Erol
Geng Haiti Serukan Penggulingan Perdana Menteri Ariel Henry, Kekacauan Meningkat

Geng kriminal di Haiti menyerukan penggulingan Perdana Menteri Ariel Henry yang dinilai berkuasa tanpa legitimasi.


Gencatan Senjata dengan Separatis Armenia, Azerbaijan Hentikan Serangan ke Nagorno-Karabakh

3 hari lalu

Pasukan penjaga perdamaian Rusia mengevakuasi warga sipil di kota Askeran menyusul peluncuran operasi militer oleh pasukan Azerbaijan di wilayah Nagorno-Karabakh, diambil dari video yang dipublikasikan pada 20 September 2023. Kementerian Pertahanan Rusia/  Selebaran melalui REUTERS
Gencatan Senjata dengan Separatis Armenia, Azerbaijan Hentikan Serangan ke Nagorno-Karabakh

Azerbaijan menghentikan aksi militer di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri setelah gencatan senjata dengan separatis Armenia


Lebih dari Seribu Anak-anak di Kamp Pengungsian di Sudan Meninggal

4 hari lalu

Rawda Mohammed Ismail, seorang wanita Sudan yang melarikan diri dari konflik di Geneina di wilayah Darfur Sudan, mengipasi anaknya Abdelerrahman Bakr, yang menderita kekurangan gizi, di rumah sakit misi Medecins Sans Frontieres (MSF) di Adre, Chad 24 Juli 2023. REUTERS/Zohra Bensemra
Lebih dari Seribu Anak-anak di Kamp Pengungsian di Sudan Meninggal

Lebih dari 1.200 anak-anak usia di bawah lima tahun meninggal di sejumlah kamp pengungsian di Sudan karena wabah campak dan gizi buruk akut