Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Serangan Drone ke Kremlin: Rusia Kebobolan atau Hanya demi Dukungan Domestik?

Reporter

Editor

Yudono Yanuar

image-gnews
Potongan video menunjukkan ledakan pada kubah gedung Senat Kremlin dalam dugaan serangan drone Ukraina di Moskow, Rusia, dalam gambar ini diambil dari video yang diperoleh Reuters 3 Mei 2023. Ostorozhno Novosti/Handout via REUTERS
Potongan video menunjukkan ledakan pada kubah gedung Senat Kremlin dalam dugaan serangan drone Ukraina di Moskow, Rusia, dalam gambar ini diambil dari video yang diperoleh Reuters 3 Mei 2023. Ostorozhno Novosti/Handout via REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia menyatakan terjadi dua serangan drone ke Kremlin pada Rabu malam, 3 Mei 2023, dan menuding Ukraina sebagai pelaku dengan Amerika Serikat menjadi arsitek serbuan itu.

Serangan ini menjadi penetrasi senjata paling parah ke wilayah udara Rusia dalam waktu sekitar 36 tahun. Lima bulan lalu, sebuah serangan drone menghantam pangkalan udara Rusia di Dyagilevo, berjarak ratusan km dari Moskow.

Bisa dikatakan, Rusia telah kebobolan dan ini menjadi tamparan bagi Presiden Vladimir Putin dan merusak kepercayaan warga Rusia atas pernyataan superioritas pertahanannya pada saat perang berkecamuk di perbatasan mereka.

“Jika kita menganggap itu adalah serangan Ukraina, anggap itu sebagai serangan performatif, demonstrasi kemampuan dan pernyataan niat: ‘jangan berpikir Moskow aman’”, tulis spesialis Rusia dan analis keamanan Mark Galeotti di Twitter seperti dikutip Aol.com, Kamis.

Bagi Galeotti, pakar asal Inggris, tidak mungkin serangan itu direncanakan untuk menargetkan Putin, yang terkenal jarang pergi ke Kremlin, apalagi menginap di sana semalaman.

Peristiwa itu juga bertepatan dengan persiapan Hari Kemenangan Rusia 9 Mei yang ditandai dengan parade militer melintasi Lapangan Merah, di bawah tembok Kremlin.

Amerika Serikat meragukan akan keaslian serangan itu. Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan Rusia "hanya berbohong" dan menambahkan masih belum jelas apa yang terjadi di Kremlin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ketika ditanya tentang dugaan niat Rusia untuk membunuhnya, Presiden Ukraina Zelensky mengatakan, “Ini sangat sederhana. Rusia tidak memiliki kemenangan. Dia [Putin] tidak bisa lagi memotivasi masyarakatnya, dan dia tidak bisa lagi mengirim pasukannya ke kematian mereka … sekarang dia perlu memotivasi rakyatnya untuk maju.”

Mick Mulroy, mantan wakil asisten menteri pertahanan AS dan pejabat  CIA, mengatakan kepada BBC News bahwa Rusia mungkin mengarang ini untuk digunakan sebagai dalih menargetkan Presiden Zelensky. "Sesuatu yang telah mereka coba [lakukan] di masa lalu," katanya

Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan dia "tidak akan menerima komentar mentah-mentah dari Rusia" dan mereka menilai laporan tersebut.

“Kami jelas akan menilai apa yang telah kami lihat di media terbuka dan kemudian kami mungkin akan mengeluarkan komentar nanti, tetapi saat ini saya tidak akan berkomentar karena itu adalah komentar sepihak oleh Rusia dan saya pikir apa yang telah kita pelajari dalam seluruh konflik ini adalah saya tidak akan menerima komentar mentah-mentah dari Rusia,” katanya.

Phillips O'Brien dari University of St Andrews menilai klaim Rusia itu sebagai cara "untuk membuat Ukraina terlihat sembrono, baik untuk melemahkan dukungan Barat atau mencoba menopang dukungan domestik Rusia".

AOL | REUTERS | BBC

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Update Rusia Ukraina: Biden Janji ke Zelensky Kirim Rudal Jarak Jauh

15 jam lalu

Presiden AS Joe Biden berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di sela KTT G7 di Hiroshima, Jepang, 21 Mei 2023. REUTERS/Jonathan Ernst
Update Rusia Ukraina: Biden Janji ke Zelensky Kirim Rudal Jarak Jauh

Zelensky dijanjikan oleh Biden mendapat bantuan rudal jarak jauh untuk perang melawan Rusia.


Ingin Kembali ke Rusia, Eks Komandan Wagner Ditangkap Norwegia

18 jam lalu

Andrei Medvedev, mantan komandan kelompok tentara bayaran Wagner Rusia berpose saat wawancara di Oslo, Norwegia, 1 Februari 2023. REUTERS/Janis Laizans
Ingin Kembali ke Rusia, Eks Komandan Wagner Ditangkap Norwegia

Seorang eks komandan Wagner yang membelot ke Norwegia, ditangkap saat akan kembali ke Rusia.


EKSKLUSIF: Kisah Fauzan, WNI yang Jadi Pemantau Pemilu Rusia di Ukraina

19 jam lalu

Suasana di salah satu tempat pemungutan suara di wilayah Donetsk, Ukraina. Rusia melakukan pemilihan umum di empat wilayah termasuk Donetsk. DOK: FAUZAN AL RASYID
EKSKLUSIF: Kisah Fauzan, WNI yang Jadi Pemantau Pemilu Rusia di Ukraina

Fauzan Al Rasyid, seorang WNI, termasuk salah satu dari 34 nama yang menjadi pemantau Pemilu di empat wilayah Ukraina yang diduduki Rusia.


Impor Pupuk Rusia ke Polandia Mulai Naik

21 jam lalu

Valery Danilenko, memeberikan pupuk pada tanamannya saat berada diperkebunan mentimun di Desa Tes, Siberia, Rusia, 21 Mei 2016. Danilenko memupuk mentimun yang akan dijualnya saat musim panen. REUTERS/Ilya Naymushin
Impor Pupuk Rusia ke Polandia Mulai Naik

Setelah sempat mengalami penurunan, impor pupuk Rusia ke Polandia kembali mengalami kenaikan.


AS, Korea Selatan dan Jepang Makin Cemas soal Kerja Sama Militer Rusia-Korea Utara

22 jam lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama pertemuan di Kosmodrom Vostochny di wilayah Amur timur jauh, Rusia, 13 September 2023. Sputnik/Mikhail Metzel/Kremlin via REUTERS
AS, Korea Selatan dan Jepang Makin Cemas soal Kerja Sama Militer Rusia-Korea Utara

Menteri luar negeri Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang "benar-benar khawatir" atas kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara


Polandia Beri Senjata Usang ke Ukraina

1 hari lalu

Anggota militer Ukraina menembakkan senjata anti-pesawat, saat serangan Rusia ke Ukraina berlanjut, di kota garis depan Bakhmut, Ukraina, 10 Januari 2023. REUTERS/Clodagh Kilcoyne
Polandia Beri Senjata Usang ke Ukraina

Polandia tidak bisa memberikan senjata-senjata yang baru dibeli ke Ukraina karena Polandia pun perlu memperkuat keamanan negara


3 Warga Rusia Ditahan di Amerika Serikat

1 hari lalu

ilustrasi penjara
3 Warga Rusia Ditahan di Amerika Serikat

Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat menemui tiga warga negara Rusia yang ditahan oleh Amerika Serikat untuk sejumlah dakwaan.


Ribut Soal Impor Gandum, PM Polandia Ingatkan Zelensky: Jangan Pernah Hina Kami!

1 hari lalu

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki. REUTERS/Kacper Pempel
Ribut Soal Impor Gandum, PM Polandia Ingatkan Zelensky: Jangan Pernah Hina Kami!

Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengingatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk tidak "menghina" Polandia.


Rudal Ukraina Hantam Mabes AL Laut Hitam Rusia, Satu Prajurit Hilang

1 hari lalu

Markas besar Armada Laut Hitam Rusia di Sevastopol, Krimea. (Reuters)
Rudal Ukraina Hantam Mabes AL Laut Hitam Rusia, Satu Prajurit Hilang

Sedikitnya sebuah rudal Ukraina menghantam markas besar Angkatan Laut (AL) Laut Hitam Rusia di pelabuhan Sevastopol, Krimea


Pasukan Azerbaijan Kepung Kubu Separatis Nagorno-Karabakh, Penduduk Bersembunyi

1 hari lalu

Evakuasi warga sipil yang dilakukan oleh pasukan penjaga perdamaian Rusia di lokasi yang tidak diketahui setelah peluncuran operasi militer oleh pasukan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, wilayah yang dihuni oleh etnis Armenia, dalam video yang dipublikasikan pada 20 September 2023. Rusia  Kementerian Pertahanan/Handout melalui REUTERS
Pasukan Azerbaijan Kepung Kubu Separatis Nagorno-Karabakh, Penduduk Bersembunyi

Penduduk Armenia di Nagorno-Karabakh bersembunyi karena khawatir tentara Azerbaijan akan melakukan pembunuhan