Macron pertama-tama akan bertemu Perdana Menteri Li Qiang yang baru diangkat di Aula Besar Rakyat. Li kemudian akan menggelar jamuan makan siang dengan von der Leyen, yang akan melakukan perjalanan pertamanya ke China sejak menjadi Presiden Komisi Eropa pada akhir 2019.
Sore harinya, Macron dan von der Leyen akan mengadakan pembicaraan secara terpisah dengan Presiden Xi Jinping, sebelum ketiganya mengadakan pembicaraan trilateral di malam hari.
Baik Macron maupun von der Leyen mengatakan mereka ingin membujuk China untuk menggunakan pengaruhnya atas Rusia untuk membawa perdamaian di Ukraina. Atau setidaknya mencegah Beijing untuk secara langsung mendukung Moskow dalam konflik tersebut.
Rusia menyebut invasi ke Ukraina sebagai "operasi militer khusus".
Macron, bepergian dengan delegasi bisnis beranggotakan 50 orang termasuk Airbus, raksasa perusahaan barang mewah LVMH dan produsen energi nuklir EDF, juga diperkirakan akan mengumumkan kesepakatan dengan China.
Namun, tidak semua orang di rumah berpikir bahwa itu adalah sinyal yang baik untuk dikirim.
"Tiga perempat dari delegasi adalah para pemimpin bisnis: tujuannya adalah pertama dan terutama untuk menandatangani kontrak," tulis MEP sayap kiri Raphael Glucksmann di Twitter menjelang kunjungan Macron. "Pada saat perdebatan di Eropa berfokus pada ketergantungan bunuh diri kita pada China dan campur tangan China, pesannya tidak tepat."
Pilihan Editor: Hubungan Tegang, Presiden Komisi Eropa Lawatan ke Cina Pekan Ini
REUTERS