Kepala Deputi Kepolisian Nasional Thailand Jongrak Jutanond mengatakan pihaknya mencurigai lima orang yang menyerang Sondhi dengan senjata, yang memimpin aksi demonstrasi memblokade bandara utama di negara Gajah Putih tersebut bulan lalu.
“Saya telah meminta pejabat terkait untuk mengumpulkan semua bukti, sebagai contoh sarung senjata, dan melakukan pemeriksaan terhadap tayangan CCTV,” Jongrak Jutanond, Minggu (19/4).
Komandan Polisi Kolonl King Kwaengwisatchaicharn mengatakan sebelumnya bahwa polisi telah menginterogasi penjual telur lokal yang truknya terlihat pada lokasi kejadian penembakan, namun menolak menyatakan keterlibatan penjual tersebut.
Penembak menggunakan senjata otomatis AK-47 dan M-16 dan menembakkan sekitar 100 rentetan tembakan ke arah mobil yang ditumpangi Sondhi Jumat (17/4) lalu yang melukai dirinya beserta sopir dan pengawalnya.
Tim dokter mengatakan Sondhi, pendiri kaos kuning gerakan pro perubahan yang membantu menjungkalkan kekuasaan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, keadaannya berangsur pulih setelah menjalani operasi untuk memindahkan pecahan peluru di tengkorak kepalanya.
Partai Aliansi untuk Demokrasi (PAD), partai yang berafiliasi dengan Sondhi, mengatakan 'orang dengan seragam' adalah pelaku di balik penembakan tersebut. Juru Bicara PAD Suriyasai Katasila mengatakan serangan nekat itu dilakukan oleh pihak-pihak yang tak takut terhadap hukum.
Koran Thailand, The Daily News dan koran berbahasa Inggris The Nation berspekulasi bahwa tentara terlibat karena penggunaan senjata pada serangan tersebut.
Namun polisi dan pejabat pemerintahan membantah spekulasi tersebut atau keterlibatan badan-badan negara. Sondhi, taipan media dibenci dikalangan demonstran 'kaos merah' dan mempunyai banyak musuh di antara komunitas pebisnis Thailand.
AP | REUTERS | BAGUS WIJANARKO