TEMPO.CO, Jakarta - Bandara, terminal bus dan stasiun kereta api di seluruh Jerman menghentikan layanan pada Senin, 27 Maret 2023, selama pemogokan terbesar dalam beberapa dekade karena melonjaknya inflasi memicu tuntutan upah. Akibatnya, jutaan orang membatalkan kepergian mereka.
Pemogokan 24 jam yang diserukan oleh serikat pekerja Verdi dan serikat kereta api dan transportasi EVG adalah yang terbaru dalam beberapa bulan aksi industri yang telah memukul ekonomi utama Eropa itu, karena harga makanan dan energi yang lebih tinggi mengurangi standar hidup.
Serikat pekerja dan pemerintah akan berunding dalam tiga hari ini, dan jika gagal mencapai kesepakatan buruh akan melanjutkan aksinya.
Pengusaha telah menawarkan 5% lebih banyak upah selama periode 27 bulan dan pembayaran satu kali sebesar 2.500 euro (Rp40 juta). Proposal serikat pekerja, yang menyerukan kenaikan dua digit, tidak diterima di tengah inflasi yang mencapai 9,3% pada bulan Februari.
Verdi menuntut kenaikan gaji 10,5%, yang akan membuat gaji naik setidaknya 500 euro per bulan, sementara EVG meminta kenaikan 12% atau setidaknya 650 euro per bulan.
"Karyawan sudah muak dibohongi dengan kata-kata hangat sementara kondisi kerja semakin buruk dan ada banyak posisi kosong," kata Kepala Verdi Frank Werneke kepada wartawan.
Jerman, yang sangat bergantung pada Rusia untuk gas sebelum perang di Ukraina, sangat terpukul oleh harga yang lebih tinggi, dengan tingkat inflasi melebihi rata-rata kawasan euro dalam beberapa bulan terakhir.
Kekurangan tenaga kerja kronis membuat serikat pekerja punya kekuatan tawar dalam negosiasi, kata para ekonom. Pemogokan tersebut adalah yang terbesar di Jerman, yang memiliki sejarah panjang dalam tawar-menawar upah kolektif, sejak 1992, menurut Verdi.
ADV Asosiasi Bandara memperkirakan 380.000 penumpang terkena dampak penangguhan penerbangan termasuk di dua bandara terbesar Jerman di Munich dan Frankfurt, dengan pelancong yang terdampar tidur di bangku.
Layanan kereta api juga dibatalkan oleh operator kereta api Deutsche Bahn. Di Cologne, kurangnya kereta kota mendorong penggunaan taksi.
"Jutaan penumpang yang bergantung pada bus dan kereta menderita akibat pemogokan yang berlebihan ini," kata juru bicara Deutsche Bahn.
Verdi bernegosiasi atas nama sekitar 2,5 juta karyawan di sektor publik, termasuk transportasi umum dan di bandara, sementara EVG bernegosiasi untuk sekitar 230.000 karyawan di Deutsche Bahn dan perusahaan bus.
Penumpang yang terdampar menyatakan simpati sekaligus ketidakbahagiaan atas aksi mogok tersebut.
"Ya, itu dibenarkan tetapi saya sendiri tidak pernah mogok sepanjang hidup saya dan saya telah bekerja selama lebih dari 40 tahun. Pada saat yang sama, di Prancis mereka mogok sepanjang waktu," kata penumpang Lars Boehm .
Perselisihan serikat pekerja tidak ada artinya dibandingkan dengan protes terhadap reformasi pensiun Presiden Emmanuel Macron di Prancis yang telah memicu kekerasan jalanan terburuk dalam beberapa tahun.
FATIMA ASNI SOARES | REUTERS
Pilihan editor Viral di Medsos Rusia, Putin Pakai Aktor Pengganti hingga Operasi Plastik