TEMPO.CO, Jakarta - Deng Xiaoping dianggap sebagai tokoh utama yang mampu mereformasi ekonomi China. Meski secara resmi menganut sistem komunis, tetapi kebijakan-kebijakannya justru membukakan pintu bagi pasar bebas. Lantas, apa saja kebijakan yang pernah dibuatnya selama memimpin China?
Kebijakan pintu terbuka
Dikutip dari artikel jurnal bertajuk The "Three Reforms" in China: Progress and Outlook oleh Shigeo Kobayashi, Jia Baobo, dan Junya Sano, Deng Xiaoping memulai kebijakan dengan kebijakan pintu terbuka. Hal itu dimulai dengan perumusan pembangunan ekonomi baru pada Sidang Pleno Ketiga Komite Sentral Partai Komunis China ke-11 pada akhir tahun 1978.
Deng Xiaoping mengambil sikap untuk mencapai pertumbuhan ekonomi melalui pengenalan aktif modal asing dan teknologi sambil mempertahankan komitmennya terhadap sosialisme. Kebijakan ini bertujuan untuk membangun kembali ekonomi dan masyarakat yang hancur akibat Revolusi Kebudayaan.
Pergeseran kebijakan juga tampaknya dipicu oleh pengakuan bahwa pendapatan orang Tionghoa biasa sangat rendah, dibandingkan dengan pendapatan di ekonomi Asia lainnya, sehingga masa depan negara China dan rezim komunis akan terancam kecuali ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya. meningkatkan taraf hidup rakyatnya melalui pertumbuhan ekonomi.
3 Reformasi
"Tiga Reformasi" lebih penting daripada banyak program reformasi lainnya di Cina. Sebab, perusahaan milik negara, sistem keuangan, dan organisasi administrasi merupakan tiga pilar penyelenggaraan negara; semua area ini terjalin erat; dan reformasi yang sukses di salah satu bidang ini membawa kemajuan di bidang lainnya.
Selain itu, Partai Komunis China telah dapat memulai proses reformasi, karena masih memiliki kekuatan untuk memimpin negara. Ketika China bergeser lebih jauh ke arah sistem ekonomi pasar, rakyat pasti akan mengadopsi nilai-nilai yang tidak bergantung pada ideologi tradisional, dan masyarakat akan mulai menuntut kebebasan politik.
Badan usaha milik negara dikorporatisasi atau diprivatisasi, tetapi ada bahaya bahwa proses tersebut akan tetap tidak lengkap jika negara adalah pemegang saham, yaitu jika hanya cara kepemilikan yang diubah. Hal yang sama berlaku untuk reformasi sistem keuangan China. Karena para eksekutif bank-bank milik negara juga merupakan pejabat senior Partai, masih belum jelas apakah bank-bank tersebut akan mampu menghilangkan campur tangan Partai sama sekali.
HAN REVANDA PUTRA
Pilihan editor : Mengenang Deng Xiaoping, Bapak China Modern yang Meninggal 21 Tahun Lalu
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.