Pada malam menjelang peringatan, Jumat, media pemerintah menunjukkan kembang api sebagai perayaan yang disponsori pemerintah, dan orang-orang menyanyikan "Allahu Akbar!” Namun, banyak yang terdengar meneriakkan “Kematian untuk diktator!” dan “Kematian untuk Republik Islam” pada vidoe-video yang dipos di media sosial.
Reuters tidak dapat memverifikasi pos-pos media sosial secara independen.
Di Teheran, rudal anti-balistik buatan dalam negeri, sebuah drone, kapal penjelajah anti-kapal selam, dan peralatan militer lain dipamerkan sebagai bagian dari perayaan.
“Rakyat menyadari bahwa masalah musuh bukan perempuan, kehidupan atau kebebasan,” kata Raisi dalam pidato yang disiarkan secara langsung, merujuk pada slogan khas para pemrotes. “Mereka ingin mengambil kemerdekaan kita,” katanya.
PIdatonya sering diselingi nyanyian “Mati Amerika” – slogan khas di setiap rapat umum negara. Mereka juga menyanyikan “Mati Israel.”
Raisi menuduh “musuh-musuh” mempromosikan “jenis kevulgaran yang paling buruk, yaitu homoseksualitas.”
Pembebasan Tahanan
Adelkhah, yang dipenjara sejak 2019, adalah salah satu dari tujuh berkebangsaan Prancis yang ditahan di Iran, satu faktor yang memperburuk hubungan antara Paris dan Teheran bulan-bulan terakhir.
Ia dijatuhi hukuman 5 tahun penjara atas dakwaan keamanan nasional pada 2020. Mereka memindahkannya ke tahanan rumah kemudian, tetapi Januari, ia kembali ke penjara. Adelkhah telah membantah tuduhan-tuduhan itu.
Pembebasan Meysami datang seminggu setelah para pendukungnya memperingatkan bahwa ia berisiko meninggal dunia karena mogok makannya. Ia ditahan pada 2018 karena protes melawan kewajiban mengenakan hijab.
Dalam mengumumkan pembebasan Adelkhah, Jumat, kementerian luar negeri Prancis mengatakan bahwa kebebasannya telah dikembalikan, “termasuk kembali ke Prancis jika ia menginginkannya.”
REUTERS
Pilihan Berita:Erdogan Ancam Pelaku Penjarahan di Wilayah Terdampak Gempa