Lulusan dari sekolah menengah Kristen, Musharraf sangat ingin Pakistan memeluk Islam moderat, sebuah pendekatan yang meningkatkan daya tariknya di Barat setelah serangan 9/11 di Amerika Serikat.
Musharraf bergabung dengan apa yang disebut Washington sebagai "perang melawan teror", memberi pasukan AS akses darat dan udara ke Afghanistan yang terkurung daratan untuk mengejar militan Al Qaeda.
Keputusan ini bertentangan dengan dukungan lama Pakistan untuk Taliban, yang pada saat itu menguasai Afghanistan, dan menjadikan Musharraf target kelompok militan domestik. Setidaknya dia selamat dari empat percobaan pembunuhan.
Tehreek-e-Taliban Pakistan, sebuah kelompok payung organisasi militan Pakistan yang dibentuk setelah tindakan keras Musharraf terhadap ekstremis, merayakan kematiannya.
"Ini adalah panglima militer terkenal yang menjual kehormatan dan rasa hormat negara," kata kelompok ini dalam sebuah pernyataan.
Dalam memoar 2006, Musharraf mengatakan dia "menyelamatkan" Pakistan dengan bergabung dalam kampanye melawan al Qaeda. Dia juga berhasil melobi pemerintahan mantan Presiden AS George W Bush untuk menggelontorkan uang ke militer negara bersenjata nuklir itu, yang tetap menjadi salah satu yang paling kuat di Asia Selatan.
Di dalam negeri, pemerintahan tangan besi sang diktator militer ini menimbulkan kekacauan. Keadaan darurat pada 2007 bertujuan untuk memadamkan protes yang dipicu tindakan keras terhadap peradilan dan media. Pada tahun yang sama, pemerintahnya dikritik karena tidak memberikan keamanan yang cukup menjelang pembunuhan mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto oleh Taliban Pakistan, saingan politik yang terbunuh saat berkampanye untuk pemilihan nasional.
Partai yang didukung Musharraf kalah dalam pemungutan suara, yang diadakan beberapa bulan kemudian pada tahun 2008. Menghadapi pemakzulan oleh parlemen, dia mengundurkan diri dan melarikan diri ke London.
Musharraf kembali ke Pakistan pada 2013 untuk mencalonkan diri sebagai parlemen tetapi langsung didiskualifikasi. Dia berangkat ke Dubai pada 2016, dan dijatuhi hukuman mati, namun tiga tahun kemudian dibatalkan karena mengalami keadaan darurat.
Jenazah Pervez Musharraf, mantan jenderal bintang empat yang merebut kekuasaan setelah kudeta militer 1999, diterbangkan ke Pakistan untuk dimakamkan pada Senin, 6 Februari 2023. Salah satu mantan pembantu politik Musharraf mengatakan bahwa ia akan dimakamkan di Karachi, kampung halaman keluarganya, atau Rawalpindi, markas besar tentara.
REUTERS | Al JAZEERA |Times Of India
Baca Juga: Profil Pervez Musharraf, Nyaris Rebut Kashmir dari India Hingga Divonis Mati