TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern resmi mengumumkan akan mengundurkan diri bulan depan pada Kamis 19 Januari 2023. Rencananya, PM Selandia Baru mundur tidak lebih dari 7 Februari mendatang.
"Bagi saya ini saatnya," katanya dalam pertemuan anggota Partai Buruh seperti dilansir Channel NewsAsia, Kamis 13 Januari 2023.
Namun, pengganti Ardern hingga saat ini belum diketahui.
Baca juga: Profil Jacinda Ardern, PM Selandia Baru yang Mundur Demi Keluarga
Meski demikian, Wakil Perdana Menteri Selandia Baru yang juga Menteri Keuangan Grant Robertson dianggap sebagai calon terdepan untuk menggantikan Ardern.
Bukan tanpa alasan, mundurnya Jacinda ternyata dilatarbelakangi beberapa hal.
Adapun sebab-sebab mundurnya Jacinda yakni:
1. Ancaman kekerasan selama setahun terakhir
Selama satu tahun terakhir, Ardern menghadapi peningkatan ancaman kekerasan yang signifikan, terutama dari kelompok teori konspirasi dan anti-vaksin yang marah dengan mandat vaksin negara dan penguncian Covid-19.
"Bagaimanapun, bahwa risiko yang terkait dengan pekerjaan itu tidak menjadi alasan keputusannya untuk mundur," ujarnya.
2. Bukan karena sulitnya situasi politik
“Saya tidak ingin meninggalkan kesan bahwa kesulitan yang Anda hadapi dalam politik adalah alasan orang keluar. Ya, itu memang berdampak. Bagaimanapun juga kita adalah manusia, tapi itu bukan dasar keputusan saya,” katanya.
3. Ingin punya banyak waktu dengan keluarga
Lebih lanjut, setelah memilih mundur, Ardern mengatakan dia tidak punya rencana masa depan, selain menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya.
Dia berterima kasih kepada pasangannya, Clarke Gayford, dan putrinya Neve, yang dia lahirkan saat menjabat. Ia menyebut mereka sebagai "orang yang telah berkorban paling banyak dari kita semua".
"Kepada Neve: ibu sangat menantikan kehadiranmu saat kamu mulai sekolah tahun ini. Dan untuk Clarke – mari kita menikah," ujarnya.
Pengumuman Ardern mundur dari posisi perdana menteri datang saat Selandia Baru memasuki tahun pemilihan, dengan tanggal pemungutan suara diumumkan pada 14 Oktober.
Jajak pendapat selama beberapa bulan terakhir telah menempatkan Partai Buruh yang dipimpin Ardern sedikit di belakang oposisi nasional.
Namun begitu, dia mengatakan, penurunannya dalam jajak pendapat tidak menjadi penyebab keputusannya untuk mundur.
"Saya pergi bukan karena kami tidak bisa memenangkan pemilihan, tetapi karena saya percaya kami bisa dan akan melakukannya," tegasnya.
Baca juga: PM Selandia Baru Mundur dari Jabatan, Ardern: Ingin Menikah
CHANNEL NEWSASIA