Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sejarah Berdirinya PBB, Tujuan dan Daftar Anggotanya

Reporter

image-gnews
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai entitas independen, di New York City, AS 21 Februari 2022. REUTERS/Carlo Allegri
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai entitas independen, di New York City, AS 21 Februari 2022. REUTERS/Carlo Allegri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah sebuah organisasi internasional terbesar di dunia. Organisasi ini diikuti dan memiliki anggota sebanyak 193 negara atau hampir seluruh dunia. PBB merupakan sebuah organisasi yang dibentuk untuk menaungi seluruh negara di dunia yang memiliki visi atau tujuan yang sama.

Baca: Amerika Serikat Membantu Polisi Haiti Melawan Gangster

PBB juga dikenal dengan nama United Nations yang disingkat menjadi UN. Pada awal mulanya, organisasi kenegaraan ini pertama kali muncul setelah adanya Perang Dunia II. Saat itu, PBB dibentuk dengan tujuan guna mencegah konflik antar negara dan agar perang besar yang serupa dengan Perang Dunia II tidak lagi terjadi.

Sebelum PBB berdiri, sebelumnya ada Liga Bangsa-Bangsa atau LBB. Namun, organisasi tersebut dibubarkan karena  tidak mampu mencegah adanya perang. Tak lama dari itu, untuk menggantikan LBB, PBB pun didirikan pada 24 Oktober 1945.

Lantas bagaimana sejarah berdirinya PBB? Apa tujuan organisasi tersebut didirikan dan siapa saja daftar anggotanya? Untuk menjawab pertanyaan di atas, simak rangkuman informasi berikut ini, yuk.


Sejarah Berdirinya PBB

Presiden Amerika Serikat saat itu, Franklin D. Roosevelt, menjadi orang pertama yang mencetuskan nama ‘Perserikatan Bangsa-Bangsa’ atau PBB. Gagasan ini pertama kali muncul pada 1 Januari 1942 dalam sebuah deklarasi yang bernama Deklarasi Perserikatan Bnagsa-Bangsa. Deklarasi tersebut dilaksanakan selama Perang Dunia Kedua saat perwakilan 26 negara berjanji untuk bekerja sama kepada pemerintahnya masing-masing dalam melawan Axis Power atau kekuatan Axis yang terdiri dari Jerman, Italia, dan juga Jepang.

Sebelum PBB berdiri, dunia memiliki Liga Bangsa-Bangsa (LBB) yang bertugas untuk mempromosikan kerja sama internasional guna mencapai keamanan dan perdamaian. Namun, organisasi yang berdiri pada tahun 1919 di bawah perjanjian Versailles ini, harus dihentikan aktivitasnya karena gagal mencegah terjadinya Perang Dunia Kedua. Perang tersebut menjadi perang besar yang melibatkan negara-negara Eropa dan Asia Pasifik.

Akhirnya, PBB pun resmi dibentuk pada 24 Oktober 1945 dengan dipelopori oleh Amerika Serikat, Rusia, Prancis, Inggris, dan Cina. Organisasi ini merupakan hasil dari banyaknya pembicaraan yang dilakukan oleh negara-negara di dunia melalui konferensi, seperti Konferensi Washington, Konferensi Moscow, Piagam Atlantik, dan lainnya.

PBB dibentuk melalui Konferensi San Fransisco yang dihadiri oleh 50 negara pendukung yang kemudian negara-negara ini dikenal sebagai negara pendiri PBB. Konferensi tersebut juga menghasilkan Charter of Peace atau Piagam Perdamaian yang sekarang dikenal sebagai United Nations Charter atau Piagam PBB.


Tujuan Didirikannya PBB

Didirikannya PBB tentu bukan tanpa sebab. Negara-negara pendirinya memiliki tujuan khusus ketika membentuk PBB, seperti menjaga kedamaian dunia. Berikut beberapa tujuan didirikannya PBB.

Menjaga dan memelihara keamanan dan kedamaian internasional.
Mengembangkan hubungan persahabatan antar bangda dan negara berdasarkan prinsip penghormatan dan persamaan hak serta penentuan nasib dari rakyatnya sendiri.
Bekerjasama dalam memecahkan masalah internasional seperti ekonomi, sosial dan budaya, serta kemanusiaan dan penanggulangan bencana.
Mempromosikan kebebasan mendasar dan penghormatan kepada hak asasi manusia.
Menjadi pusat penyelarasan dan harmonisasi tindakan bangsa-bangsa agar dapat mencapai tujuan bersama.

Daftar Anggota PBB

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada saat pertama kali berdiri, PBB hanya memiliki anggota sebanyak 51 negara. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, semakin banyak negara yang bergabung dengan PBB. Hingga saat ini, PBB sudah memiliki anggota sekitar 193 negara. Jumlah ini hampir mencakup seluruh jumlah negara yang ada di dunia. Adapun, Sudan Selatan yang bergabung pada 2011 lalu, menjadi negara terakhir yang bergabung dengan PBB.

Adapun daftar negara anggota adalah Afganistan, Albania, Aljazair, Andorra, Angola, Antigua dan Barbuda, Argentina, Armenia, Australia, Austria, dan Azerbaijan. Kemudian, Bahama, Bahrain, Bangladesh, Barbados, Belarus, Belgia, Belize, Benin, Bhutan, Bosnia dan Herzegovina. Ada juga Botswana, Brasil, Brunei Darussalam, Bulgaria, Burkina Faso, Burundi, Tanjung Verde, Kamboja, Kamerun, Kanada, Republik Afrika Tengah, Chad, dan Chili.

Selain itu, ada Tiongkok, Kolombia, Komoro, Kongo, Kosta Rica, Côte D’Ivoire, Kroasia, Kuba, Siprus, Ceko, Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara). Republik Demokratik Kongo, Denmark, Djibouti, Dominika, Republik Dominika, Ekuador, Mesir, dan Elsavador. Guinea Ekuatorial, Eritrea, Estonia, Eswatini, Etiopia.

Ada juga negara Fuji, Finlandia, Prancis, Gabon, Gambia, Georgia, Jerman, Ghana, Yunani, Granada, dan Guatemala. Selain itu, ada Guinea, Guyana, Guinea-Bissau, Haiti, Honduras, Hongaria, Islandia, dan India. Indonesia, Iran, Irak, Irlandia, Israel, Italia, Jamaika, Jepang, Yordania. Kazakhstan, Kenya, Kiribati, Kuwait, Kirgiztan, Laos, Latvia, Lebanon, Lesotho, Liberia, Libya, Lichtenstein, Lituania, Luksemburg.

Ada juga madagaskar, Malawi, Malaysia, Maladewa, Mali, Malta, Kepulauan Marshall, Mauritania, Mauritius, Mexico, Mikronesia (Negara Federasi). Monako, Mongolia, Montenegro, Maroko, Mozambk, Myanmar, Namibia, Nauru, Nepal, Belanda, Selandia Baru, Nikaragua. Niger, Nigeria, Republik Makedonia (Bekas Yugoslavia), Norwegia, Oman, Pakistan, Palau.

Panama, Papua Nugini, Paraguay, Peru, Filipina, Polandia, Portugal, Qatar. Republik Korea (Korea Selatan) Republik Moldova, Romania, Rusia, Rwanda, Saint Kitts and Nevis, Saint Lucia. Saint Vincent and the Grenadines, Samoa, San Marino, Sao Tome and Principe, Arab Saudi.

Senegal, Serbia, Seychelles, Sierra Leone, Singapura, Slovakia, Slovenia, Kepulauan Solomon. Somalia, Afrika Selatan, Sudan Selatan, Spanyol, Sri Lanka, Sudan, Suriname, Swedia, Swiss, Republik Arab Suriah. Tajikistan, Thailand, Timor Leste, Togo, Tonga, Trinidad and Tobago, Tunisia, Turki, Turkmenistan.

Ada juga negara Tuvalu, Uganda, Uni Emirat Arab, Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara, Republik Bersatu Tanzania, Amerika Serikat. Uruguay, Uzbekistan, Vanuatu, Venezuela, Vietnam, Yaman, dan Zambia.

Simak: UEA - Jepang Minta PBB Bahas Larangan Taliban untuk Pekerja LSM Perempuan

RADEN PUTRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

1 hari lalu

Militer Israel beroperasi di Penyeberangan Rafah sisi Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Jalur Gaza selatan, dalam tangkapan layar yang diambil dari video selebaran yang dirilis pada 7 Mei 2024. Israel Defense Forces/Handout via REUTERS
Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza


Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

1 hari lalu

Pengungsi Palestina melarikan diri dari Rafah setelah militer Israel mulai mengevakuasi warga sipil dari bagian timur kota Gaza selatan, menjelang ancaman serangan, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Khan Younis di selatan Gaza Strip 6 Mei 2024. Militer Israel melakukan serangan yang ditargetkan dengan sasaran kelompok Islam Hamas di bagian timur kota Rafah. REUTERS/Ramadhan Abed
Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina


Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri Hadja Lahbib dan Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki. FOTO/X/@hadjalahbib
Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB


Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

1 hari lalu

Kandidat presiden Rusia dan Presiden petahana Vladimir Putin berbicara setelah TPS ditutup, di Moskow, Rusia, 18 Maret 2024. Komisi Nasional Pemilu Rusia (CEC), suara pemilih yang terkumpul mencapai 72,22 persen, naik dari pemilu 2018 sebesar 67,5 persen. REUTERS/Maxim Shemetov
Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.


Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

1 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Temuan PBB tentang Kuburan Massal Gaza: Ada yang Disiksa, Ada yang Dikubur Hidup-hidup

Para ahli PBB mendesak penjajah Zionis Israel untuk mengakhiri agresinya terhadap Gaza, dan menuntut ekspor senjata ke Israel "segera" dihentikan.


Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

3 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima kunjungan kerja Menteri Luar Negeri Turkiye Hakan Fidan di Turki, 1 Mei 2024. Sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel


Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

4 hari lalu

Balita Palestina Leila Jeneid, yang menderita kekurangan gizi parah, menerima perawatan di Rumah Sakit Kamal Adwan, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas di Gaza di mana kekurangan makanan dan nutrisi penting telah menjadi perjuangan kolektif di daerah kantong tersebut, di Jalur Gaza utara, 26 Maret 2024. REUTERS/Osama Abu Rabee
Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara


Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

4 hari lalu

PM Israel Benyamin Netanyahu dan istrinya, Sara. REUTERS
Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.


WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

4 hari lalu

Warga Palestina menikmati pantai pada hari yang panas, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 24 April 2024. REUTERS/Mohammed Salem
WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.


Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

4 hari lalu

Suasana pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang konflik antara Israel dan Hamas di markas besar PBB di New York, AS, 16 Oktober 2023. REUTERS/Andrew Kelly
Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.