TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada Kamis, 12 Januari 2023, mengungkap akan menindak aparat keamanan yang melakukan pembiaran pada massa pendukung anti-pemerintah Brasil, yang mengacak-acak sejumlah kursi di gedung parlemen Brasil. Dia juga berjanji akan menyingkirkan para pendukung garis keras mantan Presiden Jair Bolsonaro.
Sejumlah ajudan Presiden Lula da Silva tugas memburu aktor-aktor yang bertanggung jawab dalam kerusuhan tersebut akan sulit. Akan tetapi, penyelidikan telah dimulai untuk melihat siapa yang melakukan pembiaran pada kerusuhan pendukung mantan Presiden Bolsonaro dan vandalisme di istana presiden.
“Banyak yang terlibat di kalangan aparat Kepolisian dan Angkatan Bersenjata. Saya sangat yakin pintu istana (kepresidenan) dibuka oleh orang-orang ini karena saya tidak melihat pintu dalam keadaan rusak,” kata Presiden Lula da Silva.
Kerusakan di Kongres Nasional Brasil usai protes para pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro terhadap Presiden Luiz Inacio Lula da Silva, di Brasilia, Brasil, 9 Januari 2023. Para pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro pada Minggu 8 Januari 2023, menginvasi gedung Kongres, istana Presiden dan Mahkamah Agung. REUTERS/Adriano Machado
Baca juga: 1.200 Demonstran di Brasil Ditahan
Presiden Lula da Silva juga melayangkan kritik pada Angkatan Bersenjata Brasil karena merasa tidak melakukan apapun untuk mencegah pada pendukung Bolsonaro berkemah di luar kantor pusat pemerintahan, di mana mereka menuntut Militer Brasil agar membatalkan hasil pemilu Oktober 2022. Militer Brasil belum mau berkomentar perihal ini.
Ribuan demonstran menyerukan agar dilakukan kudeta militer terhadap Presiden Lula da Silva dan memulihkan kekuasaan mantan Presiden Bolsonaro menyusul kerusuhan di gedung Mahkamah Agung, Kongres dan Istana Presiden pada Minggu, 8 Januari 2023. Massa yang mengamuk menghancurkan jendela-jendela, furniture, computer dan benda seni yang ada disana.
Aparat kepolisian yang bertanggung jawab bagi keamanan publik dianggap tidak menghentikan aksi vandalisme. Dalam rekaman video yang diunggah ke media sosial terlihat demonstran bahkan swa foto dan ngobrol dengan aparat Kepolisian.
Kepolisian anti-huru-hara berusaha memubarkan demonstran dengan gas air mata. Sekitar 1.800 demonstran sudah ditahan setelah Presiden Lula da Silva mengintervensi keamanan lokal.
Sumber: Reuters
Baca juga: Jair Bolsonaro Tak Mau Serahkan Selempang Kepresidenan dan Pilih Pergi ke Amerika
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.