TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner pada Minggu, 1 Januari 2022, mengingatkan kenaikan harga energi akan menjadi sebuah kenyataan di Jerman. Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Bild, Lindner mengakui Berlin sedang menghadapi kemungkinan harga energi yang semakin melambung dalam jangka panjang karena tidak lagi memasok gas alam dari Rusia.
“Ini akan menjadi sebuah new normal. Gas yang melalui terminal-terminal gas alam cair akan lebih mahal ketimbang yang lewat jalur pipa gas karena alasan logistik. Jadi, level harga masih akan tinggi, namun tanpa paku yang merusak,” kata Lindner.
Baca juga:Presiden Dewan Eropa Prihatin Skandal Korupsi di Parlemen
Ilustrasi kilang minyak dunia. REUTERS/Chen Aizhu
Hampir setahun terakhir, harga gas alam cair di Eropa mengalami kenaikan hingga ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kondisi ini karena dampak sanksi-sanksi yang dikenakan pada Rusia dan ganggungan pada sejumlah pipa pensuplaian. Hal ini juga mendorong naiknya inflasi di penjuru negara anggota Uni Eropa.
Untuk melindungi konsumen dari kenaikan harga-harga, negara-negara anggota Uni Eropa pada Desember 2022 lalu sepakat untuk menentukan batas darurat pada harga gas di angka 180 euro (Rp 2,9 juta) per megawatt per jam. Kebijakan ini berlaku mulai 15 Februari 2022.
Sebelumnya dalam beberapa pekan terakhir, harga gas telah mengalami penurunan. Salah satu faktornya karena musim dingin yang tidak seperti biasanya, terasa hangat disejumlah wilayah di Eropa.
Pada Senin, 2 Januari 2022, biaya kontrak berjangka gas alam di pusat TTF di Belanda anjlok hingga lebih dari 73 euro per megawatt per jam di sektor rumah tangga. Angka itu tak pernah terjadi sebelumnya sejak akhir Februari 2022.
Kendati saat ini mengalami penurunan, harga gas masih tinggi beberapa kali lipat dibanding rata-rata jangka panjang. Pada periode 2017 – 2019 atau sebelum pandemi Covid-19 dan terjadi krisis energi seperti sekarang ini, harga spot gas TTF diperdagangkan pada kisaran harga 10 euro – 25 euro (Rp. 411 ribu).
Sumber: RT.com
Baca juga:Kazakhstan Berharap Kerja Sama dengan Indonesia Makin Erat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.