TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak meyakinkan akan menggunakan kesempatannya berpidato di KTT perubahan iklim PBB atau COP27 di Mesir untuk mengatakan pada para pemimpin dunia agar mewujudkan janji-janji mereka dalam mengatasi pemanasan global.
Sunak baru diangkat menjadi Perdana Menteri Inggris pada akhir bulan lalu. Awalnya dia mengatakan terlalu sibuk untuk datang ke COP27 karena harus memperbaiki ekonomi Inggris, namun hal ini menuai kritikan dari politikus oposisi dan juru kampanye.
Baca juga: Berubah Pikiran, PM Inggris Rishi Sunak akan Hadiri COP27
Pelajar mengikuti aksi protes perubahan iklim global di dekat kantor kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, 23 September 2022. REUTERS/Kim Hong-Ji
Walhasil, Sunak akan bergabung dengan lebih dari 100 pemimpin negara untuk menyampaikan pandangan di pertemuan PBB soal iklim tersebut. Sunak berharap bisa menyindir janji-janji yang dibuat negara-negara di dunia saat COP26 di Kota Glasgow, Skotlandia, setahun lalu atau ketika Inggris menjadi tuan rumah untuk memediasi pakta iklim yang cakupannya luas dan banyak yang belum diterapkan.
“Dunia bersatu di Glasgow dengan kesempatan terakhir untuk menciptakan sebuah rencana, yang akan membatasi kenaikan suhu bumi hingga 1,5 derajat. Pertanyaan saat ini adalah bisakah kita memanggil secara kolektif kemaun-kemauan itu dan memenuhi janji-janji tersebut?,” kata Sunak berdasaran press rilis yang diterbitkan kantor Perdana Menteri Inggris.
Sunak dalam pertemuan COP27 tersebut, juga dijadwalkan bertemu mitra-mitaranya dari Prancis dan Italia yang akan dilakukan disela-sela acara COP27.
Laporan PBB pada akhir Oktober 2022 menyebut pemerintah berjanji akan memangkas emisi gas rumah kaca untuk kenaikan suhu rata-rata 2,8 celcius pada abad ini setelah kemajuan yang sangat tidak memadai.
KTT iklim PBB, COP27, dibuka di Sharm El Sheikh, Mesir pada hari Minggu, 6 November 2022, di tengah meningkatnya seruan bagi negara kaya untuk memberi kompensasi kepada negara miskin yang paling rentan terhadap perubahan iklim.
Sebagian besar ketegangan seputar COP27 diperkirakan terkait dengan kerugian dan kerusakan -- dana kompensasi yang diberikan oleh negara kaya kepada negara berpenghasilan rendah yang rentan meski menanggung sedikit tanggung jawab atas emisi pemanasan global.
Delegasi akan memulai proses negosiasi dua minggu dengan menyetujui agenda konferensi selama sesi pleno pembukaan, dengan semua perhatian pada apakah negara-negara kaya setuju untuk menjalankan kompensasi yang terdaftar secara resmi dalam agenda.
Para diplomat dari lebih dari 130 negara diharapkan mendorong terciptanya fasilitas pembiayaan kerugian dan kerusakan khusus di COP27.
Sumber: Reuters
Baca juga:Jelang COP27, Pemenang Hadiah Nobel Tuntut Mesir Bebaskan Tahanan Politik
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini