TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan pada Jumat, 4 November 2022, menuding beberapa pejabat terlibat dalam penembakannya, termasuk Perdana Menteri Shehbaz Sharif, Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah, dan seorang komandan militer senior.
"Ketiganya memutuskan untuk membunuh saya," kata Khan dalam penampilan publik pertamanya sejak penembakan pada Kamis, 3 November 2022.
Baca: Vietnam Perketat Aturan Media Sosial, Konten Palsu Harus Dihapus dalam 24 Jam
Pemerintah Pakistan telah membantah tuduhan Khan itu dan menyalahkan upaya pembunuhan dipicu oleh ekstremisme agama.
Sayap media militer Pakistan juga menyebut tuduhan itu tidak berdasar dan tidak bertanggung jawab.
"Pemerintah Pakistan telah diminta menyelidiki masalah ini dan memulai tindakan hukum terhadap mereka yang bertanggung jawab atas pencemaran nama baik dan tuduhan palsu terhadap institusi dan pejabatnya tanpa bukti apa pun," kata humas militer dalam sebuah pernyataan.
Sanaullah dan Sharif mengecam tuduhan itu dan mengatakan pemerintah koalisi telah menuntut penyelidikan independen.
Serangan terhadap konvoi Khan menewaskan satu orang dan melukai 11 orang. Penembakan itu secara signifikan memanaskan krisis politik yang telah mencengkeram negara itu sejak penggulingan Khan pada April lalu.
Mantan bintang kriket berusia 70 tahun itu telah memimpin ribuan orang dalam konvoi kampanye sejak pekan lalu dari Lahore ke Islamabad.
Duduk di kursi roda–kaki kanannya digips dan kaki kirinya diperban–Khan berbicara selama lebih dari satu jam, mencela pemerintah yang dia tuduh menggulingkannya.
Dia juga mendesak publik melanjutkan perjuangannya untuk kebebasan. Dia mengatakan, setelah pulih, akan melanjutkan perjalanan panjangnya menuju Islamabad.
Khan mengimbau ketua hakim Pakistan untuk mengambil tindakan terhadap ketidakadilan yang dilakukan terhadap dirinya dan para pekerja partainya.
Dia mengatakan bahwa dia telah melakukan cukup banyak untuk Pakistan serta membuktikan bahwa dia hanya memiliki niat terbaik untuk negaranya.
Dia juga menuntut pengunduran diri tiga orang yang dia anggap bertanggung jawab atas serangan itu.
"Jika tidak ada keadilan, sebuah negara tidak bisa makmur," kata Khan kepada kepala hakim. "Adalah tanggung jawab Anda untuk menyelamatkan negara ini dari ketidakadilan."
Sekretaris Jenderal partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) provinsi Punjab, Hammad Azhar, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa terlepas dari apa yang dikatakan beberapa kritikus, kurangnya keamanan tidak bisa disalahkan atas penembakan itu.
"Bukannya tidak ada tindakan pencegahan yang diambil. Ini adalah upaya pembunuhan terencana terhadap Imran Khan. Itu direncanakan dengan hati-hati dan dieksekusi dengan hati-hati," kata Azhar. "Ada beberapa penjaga keamanan di sekelilingnya."
Adapun seorang jurnalis Pakistan, Hasan Khan, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mantan perdana menteri itu mungkin terlalu terburu-buru dengan tuduhannya.
"Terlalu dini untuk menyalahkan perdana menteri negara ini, menteri dalam negeri, dan perwira militer senior, tetapi Anda tahu apa yang dilakukan Khan, dia sudah menguangkan modal politik dari ini," kata dia.
Baca: Umumkan Pencalonan 14 November, Donald Trump Siap Rebut Kembali Gedung Putih
ALJAZEERA | NESA AQILA