TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang merupakan sekutu Vladimir Putin menyebut perang di Ukraina sebagai konflik suci dengan setan. Dia memperingatkan bahwa Moskow dapat mengirim semua musuhnya ke api neraka abadi Gehenna.
Baca: Rusia Sukses Uji Coba Kapal Selam Bertenaga Nuklir
Perang Rusia Ukraina telah menewaskan puluhan ribu orang dan memicu konfrontasi terbesar dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962. Medvedev mengatakan dalam perang ini, Rusia sedang memerangi pecandu narkoba Nazi yang gila di Ukraina yang didukung oleh Barat.
Ukraina dan Barat telah berulang kali menolak pernyataan Presiden Vladimir Putin bahwa Ukraina dijalankan oleh kaum fasis yang menganiaya penutur bahasa Rusia. Sebaliknya, mereka menganggap perang itu sebagai perampasan tanah brutal oleh Moskow.
Dalam sebuah pesan yang menandai Hari Persatuan Nasional Rusia, Medvedev mengatakan, "tugas tanah air adalah untuk menghentikan penguasa tertinggi neraka, apa pun namanya setan, Lucifer atau Iblis."
Medvedev kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia. Dia mengatakan Rusia memiliki senjata yang berbeda, termasuk kemampuan mengirim semua musuh api Gehenna. Dia menggunakan istilah Ibrani yang sering menerjemahkan api Gehenna sebagai neraka.
Sejak perang Rusia Ukraina dimulai, retorika Medvedev menjadi semakin sengit. Pandangannya yang dipublikasikan terkadang berpadu dengan pemikiran di tingkat atas elit Kremlin.
"Senjata setan adalah kebohongan yang rumit. Dan senjata kita adalah kebenaran. Itulah sebabnya tujuan kita benar. Itulah mengapa kemenangan akan menjadi milik kita! Selamat Berlibur!" ujarnya.
Simak: Pentagon Yakin Ukraina Dapat Rebut Kembali Kherson dari Rusia
REUTERS