TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Ukraina pada Rabu waktu setempat meminta warganya untuk tidak mengunggah rincian tentara dan warga sipil yang hilang.
Seperti dilansir Reuters, mereka mengatakan bahwa rincian ini bisa membantu Rusia mengenali tahanan penting dan melacak orang-orang yang hendak ditangkap.
Baca juga: Warga Amerika Serikat Dilaporkan Hilang di Ukraina
Wakil Menteri Pertahanan Hanna Malyar menuturkan orang-orang beralih ke media sosial untuk mencari informasi lebih lanjut, terutama tentang tentara yang ditahan atau hilang.
"Mengapa unggahan semacam itu berbahaya? Intinya adalah orang tertentu ini bisa jadi memang ditawan, tetapi musuh menganggapnya sebagai warga sipil," tulisnya di Telegram.
"Kalau tidak, orang tersebut mungkin hanya bersembunyi sementara di wilayah pendudukan dan sedang mencari cara untuk pulang. Dengan mengungkap data serta foto orang seperti itu, Anda memberi musuh titik petunjuk pencarian."
Menurut Malyar, menyebarkan rincian mengenai kehidupan pribadi tahanan, pandangan politik, status sosial atau riwayat pekerjaan sangat mempersulit proses untuk mengamankan pembebasan mereka dan kerap membahayakan nyawa mereka, katanya.
"Ini mendorong musuh untuk mengawasi orang tertentu, dan sebagai imbasnya, tuntutan mereka untuk pertukaran menjadi lebih tinggi, dan prosesnya sendiri menjadi sangat rumit," katanya, sambil menambahkan bahwa Rusia sejauh ini sudah menukar 1.030 perempuan dan pria Ukraina.
Baca juga: TV Rusia Tayangkan Warga AS yang Hilang di Ukraina, Pesannya: Saya Ingin Pulang
REUTERS