TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva memperkirakan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov akan mewakili Presiden Vladimir Putin dalam KTT G20 di Bali yang akan digelar bulan depan.
Terlepas dari ketidakpastian kehadiran Putin, Vorobieva menyatakan Rusia tetap akan mengirim delegasinya ke Indonesia.
"Perkiraan saya (yang akan menggantikan Putin) adalah menteri luar negeri (Sergei Lavrov). Tapi ini hanya tebakan, bukan pernyataan resmi (dari Rusia). Mungkin saja yang datang ke Bali itu pejabat tinggi lainnya, seperti perdana menteri. Saya masih belum yakin," kata Vorobieva saat jumpa pers di Rumah Dinas Kedutaan Besar Rusia di Jakarta pada Rabu, 12 Oktober 2022.
KTT G20 dengan format tatap muka akan diadakan di Bali, Indonesia, pada 15 dan 16 November 2022. Fokus presidensi Indonesia tahun ini adalah pemulihan ekonomi global paska-pandemi. Namun pertemuan kepala negara-negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Ukraina.
Vorobieva, dalam kesempatan jumpa pers yang sama, menyebut kehadiran Putin di KTT G20 akan ditentukan keamanan geopolitik global. Beberapa waktu lalu, Kedutaan Besar Rusia di Jakarta disebut sudah memantau langsung lokasi acara dan penginapan untuk delegasi Moskow di Bali.
Ketegangan di perang Ukraina meningkat setelah Presiden Putin beberapa waktu lalu mengumumkan mobilisasi militer parsial untuk mendongkrak perang Ukraina. Warga Rusia banyak yang protes dan kabur dari tanah airnya karena menolak wajib militer.
Deklarasi pencaplokan empat wilayah Ukraina oleh Rusia pekan lalu memanaskan ketegangan dua negara yang sama-sama bekas Uni Soviet itu. Tak lama setelahnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengumumkan pengajuan jalur cepat keanggotaan blok militer Barat, NATO.
Dalam sejumlah pertemuan tingkat menteri G20, beberapa negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat mengecam dengan keras invasi Rusia ke Ukraina serta dampaknya terhadap krisis pangan dan energi.
Baca juga: Eks Pejabat Trump: AS Bisa Bunuh Putin Jika Gunakan Nuklir ke Ukraina