TEMPO.CO, London - Negara-negara yang tergabung dalam kelompok G7 berkomitmen mendukung Ukraina selama membutuhkan mereka. Para pemimpin kelompok G7 menyampaikan komitmen tersebut menyusul seruan para pemimpinnya bahwa setiap penggunaan senjata nuklir oleh Rusia akan menghadapi konsekuensi berat.
“Kami akan terus memberikan dukungan keuangan, kemanusiaan, militer, diplomatik, dan hukum serta akan berdiri teguh bersama Ukraina selama yang dibutuhkan,” demikian bunyi pernyataan bersama G7 seperti dikutip Reuters, Selasa, 11 Oktober 2022.
Baca: Diserang Habis-habisan oleh Rusia, Ukraina Minta Bantuan Kelompok G7
Kelompok G7 menyatakan telah meyakinkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa mereka tidak terpengaruh dan tetap memberikan dukungan yang dibutuhkan Ukraina untuk menegakkan kedaulatan dan integritas wilayahnya.
Dalam pernyataannya, mereka juga mengutuk serangan rudal Rusia ke Wilayah Ukraina. Mereka menyatakan serangan terhadap penduduk sipil merupakan kejahatan perang. “Kami akan meminta Presiden Putin dan mereka yang terlibat untuk bertanggung jawab,” demikian bunyi pernyataan G7 itu.
Para pemimpin kelompok G7 juga mengecam apa yang mereka sebut sebagai retorika nuklir Rusia yang tidak bertanggung jawab. Mereka menyesalkan langkah-langkah Rusia yang sengaja memperuncing keadaan, termasuk mobilisasi pasukan cadangan dan retorika nuklir yang membahayakan perdamaian dan keamanan global.
“Kami menegaskan kembali setiap penggunaan senjata kimia, biologi, atau nuklir oleh Rusia akan mendapat konsekuensi yang berat.”
G7 adalah forum politik antarpemerintah yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis. Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit, mengatakan Kanselir Olaf Scholz telah berbicara dengan Zelensky dan meyakinkannya perihal solidaritas Jerman dan negara-negara G7 lainnya terhadap Ukraina.
Baca: Joe Biden dan G7 Rapat Tanggapi Eskalasi Serangan Rusia ke Ukraina
Adapun Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutuk serangan Rusia ke Ukraina tersebut. Ia mengatakan serangan itu menunjukkan kebrutalan total dari “perang ilegal” Vladimir Putin.
REUTERS