TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan para pemimpin di Kelompok Tujuh (G7) dikonfirmasi akan mengadakan pertemuan virtual pada Selasa, 11 Oktober 2022. Pertemuan ini diagendakan setelah meningkatnya serangan Rusia ke beberapa kota di Ukraina, termasuk Ibu Kota Kyiv buntut dari ledakan di Krimea.
Gedung Putih menyatakan Biden dan negara anggota G7 akan membahas komitmen mereka dalam mendukung Ukraina dan meminta pertanggungjawaban Presiden Rusia Vladimir Putin atas agresi dan serangan rudal baru-baru ini di seluruh Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan berpartisipasi di pertemuan antara Biden dan G7 tersebut.
Sebelumnya layanan gawat darurat Ukraina menyatakan total sedikitnya 11 orang tewas dan 64 orang luka-luka dalam serangan pada Senin pagi, 10 Oktober 2022, di seluruh Ukraina. Agresi itu yang terbesar dan terluas sejak awal perang. Ibu kota Kyiv dihantam oleh beberapa rudal Rusia, yang pertama sejak akhir Juni 2022.
Walikota Kyiv Vitali Klitschko menyebut, ledakan menghantam distrik Shevchenko di ibu kota Ukraina, area luas di pusat kota yang mencakup kota tua bersejarah serta beberapa kantor pemerintah. Beberapa rudal Rusia menghantam dekat kantor pemerintahan di jantung Kota Kyiv, di mana gedung parlemen dan kantor pusat lainnya berada. Sebuah kantor perumahan dengan bentuk bangunan menara kaca, rusak parah. Sebagian besar jendelanya berwarna biru pecah.
Rusia juga melancarkan serangan ke beberapa kota lain di Ukraina, khususnya menargetkan infrastruktur energi. Pemadaman listrik dilaporkan terjadi di beberapa wilayah, termasuk kota terbesar kedua Ukraina Kharkiv dan wilayah sekitarnya, seperti Sumy timur laut, wilayah Zhytomyr di utara dan wilayah Khmelnytskyi di barat.
Hantaman rudal juga terjadi di kota-kota besar yang membuat remuk daerah pemukiman. Hal ini menandakan ketegangan di perang Ukraina melonjak signifikan setelah beberapa pekan terakhir Ukraina melancarkan serangan balasan. Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan 75 rudal ditembakkan ke wilayah Ukraina, 41 di antaranya dinetralkan oleh pertahanan udara.
Presiden Putin memperingatkan Kyiv serangan Rusia terhadap Ukraina akan lebih berat setelah serangan di Krimea. Sementara Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan serangkaian serangan sudah tepat sasaran. Semua target telah tercapai.
“Tidak mungkin membiarkan (serangan Ukraina) tidak terjawab. Jika upaya serangan teroris terus berlanjut, tanggapan dari Rusia akan parah dan sesuai dengan tingkat ancaman. Tidak ada keraguan tentang itu," kata Putin pada Senin, 10 Oktober 2022, di awal pertemuan Dewan Keamanan Rusia yang disiarkan televisi.
Al Jazeera mewartakan, ledakan besar pada Sabtu, 8 Oktober 2022, telah merusak jembatan utama di Krimea. Itu adalah proyek utama Putin serta jaringan transportasi penting antara Rusia dan semenanjung Moskow yang dicaplok pada 2014.
Presiden Zelensky mengatakan pasukan Rusia meluncurkan puluhan rudal dan drone buatan Iran ke Ukraina pada serangan Senin, 10 Oktober 2022. Sasarannya adalah wilayah sipil dan fasilitas energi di 10 kota.
“[Rusia] memilih waktu dan target seperti itu dengan sengaja untuk menimbulkan kerusakan paling besar,” kata Zelensky di pidato selfie di depan Istana Kyiv.
Zelensky menegaskan pihaknya tidak akan gentar dengan ancaman teror Rusia. Dia menyatakan Ukraina akan terus maju di medan pertempuran.
Respons Internasional
Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan sangat terkejut dengan serangan Rusia di beberapa kota Ukraina. Dia menyebut serangan itu mewakili eskalasi yang tidak dapat diterima dari perang selama hampir delapan bulan.
India, yang telah mengkritik invasi Putin, mengatakan pihaknya sangat prihatin pada eskalasi konflik di Ukraina. India bersedia mendukung semua upaya de-eskalasi.
Aliansi Barat dengan keras mengecam agresi kemarin. Presiden Biden mengatakan serangan itu hanya akan memperkuat komitmen Washington terhadap Ukraina.
Sedangkan Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan keprihatinan yang ekstrem karena serangan itu menyebabkan korban sipil dan memperbarui janjinya untuk lebih banyak bantuan militer untuk Ukraina.
Kepala NATO Jens Stoltenberg menyebut serangan itu "mengerikan dan tidak pandang bulu", sementara Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly menulis di Twitter penembakan rudal Rusia ke wilayah sipil Ukraina tidak dapat diterima.
REUTERS | AL JAZEERA | THE INDEPENDENT | PRESIDENT.GOV.UA
Baca juga: Menlu Akui Lawatan Jokowi Belum Berhasil Redam Perang Ukraina-Rusia
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.