TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal (Dirjen) Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus memberi kabar baik dengan mengatakan akhir pandemi COVID-19 sudah di depan mata.
Ini merupakan pandangannya yang paling optimistis tentang krisis kesehatan global yang telah menewaskan lebih dari enam juta orang di seluruh dunia sejak 2020.
"Kami belum sampai di sana. Tetapi akhirnya sudah di depan mata," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan dalam konferensi pers virtual seperti dilansir Reuters Kamis 15 September 2022.
Itu adalah penilaian paling optimistis dari badan PBB itu sejak mengumumkan keadaan darurat internasional pada Januari 2020 dan mulai mengumumkan COVID-19 sebagai pandemi tiga bulan kemudian.
Virus, yang muncul di China pada akhir 2019, telah menewaskan hampir 6,5 juta orang di seluruh dunia dan menginfeksi 606 juta orang. Pandemi ini mengguncang ekonomi global dan membuat kewalahan sistem perawatan kesehatan.
Peluncuran vaksin dan terapi telah membantu membendung kematian dan rawat inap, dan varian Omicron yang muncul akhir tahun lalu menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah. Kematian akibat COVID-19 pekan lalu adalah yang terendah sejak Maret 2020, badan PBB melaporkan.
Namun, Tedros kembali mendesak negara-negara untuk menjaga kewaspadaan mereka dan menyamakan pandemi dengan perlombaan maraton."Sekarang adalah waktunya untuk berlari lebih dan memastikan kita melewati batas dan menuai hasil dari semua kerja keras kita."
Negara-negara perlu mencermati kebijakan mereka dan memperkuatnya untuk COVID-19 dan virus di masa depan, kata Tedros. Dia juga mendesak negara-negara untuk memvaksinasi 100 penduduk dari kelompok berisiko tinggi dan terus menguji virus.
Dengan lebih dari 1 juta kematian tahun ini saja, pandemi tetap menjadi keadaan darurat secara global dan di sebagian besar negara.
"Gelombang musim panas COVID-19, didorong oleh Omicron BA.4 dan BA.5, menunjukkan bahwa pandemi belum berakhir karena virus terus beredar di Eropa dan sekitarnya," kata juru bicara Komisi Eropa.
Pertemuan para ahli WHO berikutnya untuk memutuskan apakah pandemi masih merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional akan diadakan pada Oktober, kata seorang juru bicara WHO.
"Mungkin adil untuk mengatakan sebagian besar dunia bergerak melampaui fase darurat dari respons pandemi," kata Dr Michael Head, peneliti senior di bidang kesehatan global di Universitas Southampton. Pemerintah sekarang mencari cara terbaik untuk mengelola COVID sebagai bagian dari perawatan kesehatan dan pengawasan rutin mereka, katanya.
Eropa, Inggris dan Amerika Serikat telah menyetujui vaksin yang menargetkan varian Omicron serta virus asli ketika negara-negara bersiap untuk meluncurkan kampanye booster musim dingin.
Turis yang terdampar di tengah wabah baru penyakit coronavirus (COVID-19) tiba di aula keberangkatan Bandara Internasional Haikou Meilan di Haikou, provinsi Hainan, China 11 Agustus 2022. cnsphoto via REUTERS
Di Amerika Serikat, COVID-19 awalnya dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat pada Januari 2020, dan status itu telah diperbarui setiap tiga bulan sejak itu. Departemen kesehatan AS akan memperbaruinya lagi pada pertengahan Oktober. Para ahli kebijakan berharap ini terakhir kalinya sebelum berakhir pada Januari 2023.
Pejabat kesehatan AS mengatakan bahwa pandemi belum berakhir, tetapi vaksin bivalen baru menandai perubahan penting dalam perang melawan virus COVID-19. Mereka memperkirakan bahwa satu vaksin tahunan yang serupa dengan suntikan flu akan memberikan perlindungan tingkat tinggi dan mengembalikan negara lebih dekat ke keadaan normal setelah pandemi COVID-19.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Tetap Tegakkan Protokol Kesehatan
REUTERS