TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell memprediksi pertemuan para Menteri Luar Negeri Uni Eropa pada pekan ini kemungkinan tidak akan memutuskan dengan suara bulat perihal larangan semua warga negara Rusia masuk Eropa. Untuk bisa memberlakukan larangan itu, dibutuhkan suara bulat.
“Saya tidak berfikir memutuskan hubungan dengan masyarakat sipil Rusia akan membantu dan saya tidak merasa gagasan ini akan didukung dengan suara bulat,” kata Borrell, yang akan memimpin rapat para Menteri Luar Negeri Uni Eropa.
Menurut Borrell, pihaknya harus mengevaluasi bagaimana cara warga Rusia bisa mendapatkan visa, yang tidak termasuk kalangan oligarki. Itu artinya, Uni Eropa harus lebih selektif dalam memberikan visa.
“Namun saya tidak mendukung menghentikan pemberian visa kepada seluruh warga negara Rusia,” kata Borrell.
Bendera Uni Eropa berkibar di luar kantor pusat Komisi Eropa di Brussel, Belgia 21 Agustus 2020. [REUTERS / Yves Herman]
Sebelumnya pada Jumat, 12 Agustus 2022, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan agar Uni Eropa tidak menerbitkan visa bagi warga negara Rusia. Hal ini agar negara-negara di Eropa tidak menjadi ‘supermarket’, yang terbuka bagi siapapun untuk memasukinya.
Zelensky dalam proposalnya menyebut, seruannya itu tidak berlaku bagi warga negara Rusia yang butuh pertolongan karena kebebasan hidup mereka dalam bahaya akibat menolak kebijakan-kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Zelensky pertama kali mendesak larangan pemberian visa Schengen pada warga negara Rusia saat wawancara dengan surat kabar Washington Post. Ketika itu, dia menyebut warga negara Rusia harus hidup di dunianya sendiri hingga mereka mengubah filisophinya.
Permohonan Zelensky agar warga negara Rusia jangan diizinkan masuk Uni Eropa, masih belum dikabulkan. Namun Zelensky merasa tersentuh dengan dukungan dari negara-negara Baltik dan Republik Ceko. Finlandia juga memberikan dukungan pada Ukraina.
Sumber: Reuters
Baca juga: Mulai Lawatan ke Eropa, Menteri Pertahanan Australia Singgung Konflik Ukraina
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.