TEMPO.CO, Jakarta - Krisis energi di Inggris bisa membuat jutaan warga Inggris jatuh ke lembah kemiskinan jika Pemerintah tidak memberikan bantuan langsung tunai. Uang bantuan itu bisa digunakan oleh sektor rumah tangga untuk membayar tagihan bahan bakar.
Peringatan itu diungkap oleh mantan Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak, yang juga kandidat Perdana Menteri Inggris. Sunak saat ini berhadapan dengan Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss untuk memperebutkan kursi Perdana Menteri Inggris pada bulan depan menggantikan Boris Johnson.
Rishi Sunak dan Liz Truss (2. REUTERS/Toby Melville)
Pemimpin Inggris yang terpilih nanti, harus menghadapi tantangan mengatasi resesi ekonomi dan kenaikan harga energi, yang telah memicu terjadinya inflasi.
“Aturan pertama dalam mengatasi krisis apapun adalah tahu apa yang sedang Anda hadapi. Kita ini sedang menghadapi sebuah krisis energi,” kata Sunak dalam sebuah pernyataan, Sabtu, 13 Agustus 2022.
Sunak meyakinkan dia akan mendukung agar masyarakat Inggris mendapatkan bantuan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan musim dingin ini. Gagal memberikan bantuan, bisa mendorong jutaan warga Inggris, termasuk para pensiunan, jatuh ke lubang kemiskinan.
Sunak saat ini sedang mencoba memanfaatkan suara masyarakat yang meminta bantuan dalam mengatasi masalah energi sehingga argumennya untuk melawan pemangkasan pajak jadi lebih cocok. Sedangkan rival politiknya masih berargumen agar pajak diturunkan secepatnya. Truss sangat yakin menurunkan pajak adalah cara terbaik untuk keluar dari tekanan saat ini.
Sunak mencoba meraih hati masyarakat Inggris dengan menjanjikan kenaikan paket dana bantuan bagi warga total sebesar GBP 15 miliar (Rp 267 triliun). Uang bantuan itu, diharapkan bisa membantu warga mengatasi kenaikan harga energi yang diperkirakan naik 150 persen dari level saat ini sampai April 2023.
Akan tetapi, hasil jajak pendapat memperlihatkan Truss lebih unggul dibanding Sunak dalam pemilu Perdana Menteri Inggris. Jika tidak ada aral melintang, pemilihan Perdana Menteri Inggris yang baru akan dilakukan oleh politikus Partai Konservatif Inggris bulan depan dan hasilnya akan diumumkan pada 5 September 2022.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pemilihan PM Inggris: Sunak Potong Pajak, Truss Dapat Dukungan Zahawi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.