TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat PM Inggris, Rishi Sunak, berjanji memangkas tarif dasar pajak penghasilan sebesar 20% pada 2029. Pesaingnya, Liz Truss, mendapat dukungan dari Menteri Keuangan Inggris Nadhim Zahawi. Pemilihan yang akan dilakukan anggota Partai Konservatif, diumumkan September mendatang.
Sunak, yang pernah dipandang sebagai favorit untuk menggantikan Boris Johnson ketika ia membantu mengarahkan pemulihan ekonomi setelah dihantam pandemi Covid-19, harus berjuang melawan Liz Truss, yang menjanjikan pemotongan pajak segera.
Sunak mengatakan dia tetap fokus untuk mengatasi inflasi tetapi begitu itu tercapai, dia akan menindaklanjuti rencana yang sudah diumumkan untuk memotong 1 persen dari pajak penghasilan pada tahun 2024, dan kemudian mengambil 3 persen lagi pada akhir parlemen berikutnya, kemungkinan sekitar 2029.
Kedua janji akan mengambil pajak penghasilan dari 20 persen ke 16 persen.
Sunak mengatakan rencana itu akan menandai pemotongan pajak penghasilan terbesar sejak masa Margaret Thatcher.
Baca Juga:
"Ini adalah visi radikal tetapi juga realistis," katanya dalam sebuah pernyataan pada Minggu, 31 Juli 2022, sehari sebelum anggota Partai Konservatif akan mulai menerima surat suara mereka untuk memilih pemimpin baru partai.
Pemilihan perdana menteri baru dipicu pada 7 Juli ketika Johnson terpaksa mengumumkan pengunduran dirinya setelah berbulan-bulan dihantam skandal. Anggota parlemen konservatif memilih Truss dan Sunak sebagai kandidat, yang akan dipilih anggita partai sebelum 5 September.
Menteri Keuangan Inggris Nadhim Zahawi, yang tersingkir dalam pemilihan kandidat, secara resmi mendukung Liz Truss menjadi pemimpin Partai Konservatif berikutnya, demikian dilaporkan The Telegraph, Minggu.
Menteri Luar Negeri Truss "akan menjungkirbalikkan ortodoksi ekonomi yang basi dan menjalankan ekonomi kita dengan cara yang Konservatif," tulis Zahawi di The Telegraph.
Zahawi, yang menjadi menteri keuangan setelah Rishi Sunak mundur yang memicu turunnya Johnson, tersingkir dari kontes kepemimpinan Inggris dalam pemungutan suara pertama setelah ia gagal mendapatkan minimal 30 suara yang dipersyaratkan.
Jaksa Agung Suella Braverman dan Ketua Komite Urusan Luar Negeri Parlemen Tom Tugendhat, yang keduanya tersingkir dari pemilihan, juga mendukung Truss dalam pemilihan PM Inggris ini.
Reuters