Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Burkina Faso, Negara di Afrika yang Pernah Dipegang Pemimpin Kiri

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Masyarakat protes menyusul serangan terhadap pos gendarmerie yang menewaskan 32 orang, menyerukan Presiden Burkina Faso Roch Kabore mengundurkan diri dan pemulangan pasukan Prancis yang berpatroli di negara itu, di Ouagadougou, Burkina Faso 16 November 2021. REUTERS/Anne Mimault
Masyarakat protes menyusul serangan terhadap pos gendarmerie yang menewaskan 32 orang, menyerukan Presiden Burkina Faso Roch Kabore mengundurkan diri dan pemulangan pasukan Prancis yang berpatroli di negara itu, di Ouagadougou, Burkina Faso 16 November 2021. REUTERS/Anne Mimault
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Republik Ulta Volta mengubah namanya menjadi Burkina Faso pada 4 Agustus 1984. Nama baru yang bermakna negeri orang-orang jujur tersebut merupakan gubahan Thomas Ankara, pemimpin revolusi marxis. 

Negeri ini luasnya 247 ribu kilometer persegi dengan populasi penduduk sebanyak 20 juta jiwa dan beribukota di Ouagadougou. Burkina Faso berbatasan langsung dengan Mali, Nigeria, Benin, Togo, Ghana, serta Pantai Gading.

Penduduk negeri ini dikenal dengan nama Burkinabe dengan mayoritas suku Mossi. Sejak abad ke-11, suku ini mendiami bagian utara sungai Oti-Volta dan berbicara dalam bahasa Moore, yang termasuk dalam rumpun bahasa Gur.

Nama lama negeri ini berasal dari tiga sungai yang membelah, Volta Hitam atau Mouhon, Volta Putih atau Nakambe, dan Volta Merah atau Nazinon. Sungai Volta Hitam merupakan satu dari dua sungai yang mengalir sepanjang tahun.

Revolusi Marxis Burkina Faso

Thomas Sankara, yang dijuluki sebagai "Che Guevara dari Afrika", naik ke tampuk kepresidenan berkat kudeta militer. Hisham Aidi, dalam artikelnya berjudul Reviving Thomas Sankaras Spirit, menyebutkan bahwa pemimpin kiri itu memperjuangkan kemandirian ekonomi, ketahanan pangan, kesetaraan jender, dan persatuan negara-negara Afrika.

Farid Omar, dalam esai Commemorating Thomas Sankara, menyatakan bahwa pemerintahan kiri itu menasionalisasi aset dan kekayaan alam negara serta memutus kerja sama International Monetery Fund (IMF) dan bank dunia demi tercapainya pemberdayaan ekonomi dan ketahanan pangan.

Sankara, menurut dia, juga menghapuskan diskriminasi jender dengan menempatkan perempuan di jabatan penting pemerintah. Dalam dua kabinet, masing-masing terdapat lima perempuan yang menjabat sebagai menteri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keberhasilan juga tampak dari program vaksinasi massal gratis kepada 2.5 juta anak dari penyakit kuning dan meningitis hanya dalam 15 hari. Masalah buta huruf juga teratasi dengan program bersama PBB "Alpha Comando", program literasi yang menyasar kaum pinggiran dan miskin Burkina Faso.

Pembangunan dalam pemerintahan ini pun dilakukan demi mengentaskan masalah gelandangan dan mobilisasi massa. Menurut Newsreel, Sankara merupakan pemimpin Afrika pertama yang peduli akan isu lingkungan dengan menanam sepuluh ribu pohon di padang sabana Sahel. 

Untuk menjaga semangat anti-imperialisme ini, Sankara pun membentuk Comites de Defense de la Revolution (CDRs). Organisasi ini, berdasarkan film dokumenter Thomas Ankara: The Upright Men, mengeksekusi pejabat korup dan pekerja yang malas secara terbuka. Rene Otayek, dalam buku Military Marxist Regime in Africa, menuliskan bahwa organisasi tersebut mengambil inspirasi dari organisasi serupa di Kuba. 

Pemerintahan ini berakhir cepat pada tahun 1987. Sankara terbunuh dalam kudeta militer yang dilangsungkan oleh Blaise Compaore, menteri hukum pada masa itu yang kemudian menjabat sebagai presiden sampai 2014. Kudeta ini, menurut pambazuka.org, merupakan rancangan dari kolonial Prancis dan CIA Amerika Serikat.

Pramodana

Baca juga: Uni Afrika Tangguhkan Aktivitas Burkina Faso Pasca-kudeta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PBB: Korban Tewas akibat Tanah Longsor di Ethiopia Sedikitnya 500 Orang

1 hari lalu

Warga menggali untuk menemukan jenazah korban longsor menyusul hujan lebat yang mengubur warga di zona Gofa, Ethiopia Selatan, 23 Juli 2024. Departemen Komunikasi Pemerintah Zona Gofa/Handout via REUTERS
PBB: Korban Tewas akibat Tanah Longsor di Ethiopia Sedikitnya 500 Orang

Badan kemanusiaan PBB mengatakan lebih dari 15.000 warga Ethiopia harus dievakuasi setelah tanah longsor mematikan terjadi pada Senin.


Sejarah Kekerasan di Bangladesh, Negeri yang Lahir dari Perang

5 hari lalu

Para pengunjuk rasa melindungi diri mereka dengan lembaran logam selama konflik dengan Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) dan polisi di luar Bangladesh Television milik negara ketika kekerasan meletus di seluruh negeri setelah protes anti-kuota oleh mahasiswa, di Dhaka, Bangladesh, 19 Juli 2024 .REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Sejarah Kekerasan di Bangladesh, Negeri yang Lahir dari Perang

Protes mematikan ribuan mahasiswa di Bangladesh terhadap kuota dalam pekerjaan pegawai negeri membawa fokus pada sejarah kekerasan di negara ini.


Negara Anggota PBB Prihatin Warga Myanmar yang Butuh Bantuan Kemanusiaan Naik

10 hari lalu

Seorang anak pengungsi Rohingya duduk di samping ibunya yang beristirahat setelah melintasi perbatasan Bangladesh-Myanmar, di Teknaf, Bangladesh, 6 September 2017. Konflik di Rakhine membuat ribuan warga Rohingya harus mengungsi. REUTERS/Danish Siddiqui
Negara Anggota PBB Prihatin Warga Myanmar yang Butuh Bantuan Kemanusiaan Naik

Negara anggota PBB prihatin dengan meningkatnya kekerasan, konflik, pelanggaran HAM di seluruh Myanmar


10 Negara Produsen Kakao Terbesar Di Dunia

11 hari lalu

kakao
10 Negara Produsen Kakao Terbesar Di Dunia

Biji kakao adalah bahan utama dalam pembuatan cokelat. Berikut 10 negara yang memproduksi biji kakao terbesar di dunia


Dua Singa Afrika Bersaudara Terekam Video Berenang Sejauh 1,5 Kilometer

14 hari lalu

Singa barnama Jacob and Tibu di Taman Nasional Queen Elizabeth, Uganda. News Scientist/Alex Braczkowski
Dua Singa Afrika Bersaudara Terekam Video Berenang Sejauh 1,5 Kilometer

Kanal yang diseberangi penuh kudanil dan buaya sehingga mereka beberapa kali harus kembali ke tepi. Satu singa hanya memiliki tiga kaki.


Presiden di Negara Ini Rela Potong Gaji Demi Rakyatnya yang Miskin

17 hari lalu

Presiden Liberia, Joseph Boakai. FOTO/Instagram/josephnyumahboakai
Presiden di Negara Ini Rela Potong Gaji Demi Rakyatnya yang Miskin

Untuk membantu rakyatnya yang miskin, Presiden Liberia rela memangkas hampir separuh gajinya.


50+ Daftar Negara Benua Afrika Lengkap dengan Ibu Kotanya

18 hari lalu

Benua Afrika. Foto: Canva
50+ Daftar Negara Benua Afrika Lengkap dengan Ibu Kotanya

Ada lebih dari 50 negara di benua Afrika yang perlu Anda ketahui. Mulai dari Aljazair hingga Zimbabwe, berikut ibu kotanya.


Putus Hubungan dengan ECOWAS, Mali, Burkina Faso, dan Niger Bentuk Konfederasi Sendiri

19 hari lalu

Anggota unit medis militer Prancis membawa seorang tentara yang terluka menuju helikopter NH 90 Caiman di Inaloglog, Mali. Gambar diunggah Reuters, 24 Oktober 2017.[REUTERS / Benoit Tessier]
Putus Hubungan dengan ECOWAS, Mali, Burkina Faso, dan Niger Bentuk Konfederasi Sendiri

Mali, Burkina Faso, dan Niger memastikan pembentukan konfederasi yang menandai putusnya hubungan ketiga negara dengan ECOWAS


Partai Move Forward: Masih Ada Sisa-Sisa Rezim Militer di Thailand

29 hari lalu

Tokoh Move Forward Party dari Thailand saat mengunjungi Kantor TEMPO Media Grup di Jalan Pal Merah, Jakarta, Kamis 27 Juni 2024. TEMPO/Subekti.
Partai Move Forward: Masih Ada Sisa-Sisa Rezim Militer di Thailand

Juru bicara Partai Gerakan Maju (MFP) berkomentar tentang kondisi demokrasi di Thailand. Ia berpendapat masih ada sisa-sisa rezim militer di negara tersebut.


Thailand Menyelesaikan Pemilihan Senat Pertama dalam Satu Dekade

29 hari lalu

Srettha Thavisin dari Pheu Thai memberi isyarat di markas besar partai sebelum upacara dukungan kerajaan setelah parlemen Thailand menyetujui pencalonan perdana menterinya, di Bangkok, Thailand 23 Agustus 2023. REUTERS/Athit Perawongmetha
Thailand Menyelesaikan Pemilihan Senat Pertama dalam Satu Dekade

Ini menjadi pemilu pertama Senat sejak kudeta militer thailand satu dekade lalu.