TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga survei Datafolha merilis data terbaru elektabilitas calon presiden Brazil menjelang pemilu Oktober 2022. Mantan Presiden Brasil Luiz Inacio da Silva, yang akrab disapa Lula, unggul atas petahana Jair Bolsonaro dalam survei terbaru itu, walau angkanya merosot satu poin.
Survei dilakukan Datafolha dengan mewawancarai 2.556 warga Brasil, dengan syarat usia pemilih minimal 16 tahun, pada Rabu dan Kamis, 27 Juli - 28 Juli 2022. Jajak pendapat memiliki margin kesalahan 2 poin persentase naik atau turun.
Dalam survei Datafolha itu, masing-masing Lula dan petahan mendapat dukungan 47 persen. Survei sebelumnya, Lula mendapatkan 48 persen dukungan dan Bolsonaro mendapat 29 persen dukungan.
Presiden Brasil Jair Bolsonaro naik kendaraan setelah menghadiri Misa di sebuah gereja Katolik di Brasilia, Brasil 1 Juli 2021. REUTERS/Adriano Machado
Pemilu presiden Brasil akan digelar lebih dari satu putaran jika tidak ada kandidat yang mendapat suara lebih dari 50 persen. Jika ada putaran kedua, Lula diprediksi kembali terpilih dengan meraih 55 persen suara. Sementara, Bolsonaro diproyeksikan mendapat 35 persen suara. Pada Desember lalu, perbandingan Lula dan Bolsonaro bisa sampai 29 poin.
Mantan Presiden Lula, 76 tahun, memerintah Brasil selama dua periode, yakni pada 2003 sampai 2010. Ketika dia memimpin, Brasil tumbuh pesat karena ledakan komoditas luar biasa yang memungkinkan pemerintahannya mengangkat jutaan orang dari kemiskinan. Ia cukup popular setelah meninggalkan kantornya.
Jika Lula memenangkan pemilu Oktober nanti, maka itu akan mewakili kebangkitan mengejutkan mantan pemimpin serikat pekerja dan pendiri Partai Buruh. Lula sempat dijebloskan ke penjara selama 580 hari pada 2018-2019 atas tuduhan korupsi, namun hukuman pada Lula sudah dibatalkan pengadilan.
Adapun Presiden Bolsonaro, yang seorang populis dengan spektrum politik sayap kanan, merayu warga Brasil dengan meningkatkan anggaran pengeluaran kesejahteraan. Bolsonaro juga mendorong agar harga bahan bakar turun setelah kenaikan BBM di Brasil memicu inflasi yang tinggi.
Sekutu Bolsonaro di Kongres meloloskan amandemen Konstitusi yang memungkinkan pemerintahnya melampaui batas pengeluaran dalam tahun pemilihan.
Datafolha menyebut dampak dari bantuan langsung tunai belum dirasakan oleh warga Brasil. Sebab peningkatan pembayaran bulanan bantuan langsung tunai baru dimulai pada Agustus 2022 nanti. Kendati begitu, Bolsonaro sudah mengantongi tiga poin persentase di antara pemilih yang merupakan penerima upah rendah.
REUTERS
Baca juga: 3 WNI Dapat Penghargaan dari Kedutaan Jepang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.