TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Uni Eropa telah menyetujui penggunaan vaksin Imvanex yang diproduksi perusahaan bioteknologi asal Denmark, Bavarian Nordic, untuk mencegah penyebaran cacar monyet.
Seperti dilansir Reuters Senin 25 Juli 2022, kabar tentang persetujuan itu diumumkan Bavarian Nordic. Mereka mengungkapkan, persetujuan itu berlaku di semua negara anggota Uni Eropa serta di Islandia, Liechtenstein, dan Norwegia.
“Ketersediaan vaksin yang disetujui dapat secara signifikan meningkatkan kesiapan negara-negara untuk memerangi penyakit yang muncul, tetapi hanya melalui investasi dan perencanaan terstruktur dari kesiapan biologis,” kata Kepala Eksekutif Bavarian Nordic Paul Chaplin.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, risiko penyebaran penyakit tersebut tinggi di Eropa.
Sebelumnya Uni Eropa hanya menyetujui vaksin Bavarian untuk mengobati cacar. Namun pekan lalu, Badan Kesehatan Eropa (EMA) merekomendasikan vaksin tersebut untuk penanganan wabah cacar monyet di Benua Biru. Amerika Serikat (AS) dan Kanada sudah terlebih dulu memberi persetujuan serupa.
WHO telah menetapkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global pada Sabtu lalu. WHO sudah mengonfirmasi setidaknya 16 ribu kasus penyakit tersebut di lebih dari 75 negara. “Untuk saat ini wabah (cacar monyet) terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Kendati demikian, dia menjelaskan risiko wabah cacar monyet moderat secara global, kecuali di Eropa. Ghebreyesus mengungkapkan, risiko penyebaran atau penularan penyakit tersebut tinggi di Benua Biru.
WHO telah memutuskan menghapus perbedaan antara negara endemik dan non-endemik dalam kasus cacar monyet. Hal itu guna mengintegralkan respons terhadap penyebaran penyakit tersebut.
“Kami menghapus perbedaan antara negara-negara endemik dan non-endemik, melaporkan negara-negara bersama jika memungkinkan, untuk mencerminkan tanggapan terpadu yang diperlukan,” kata WHO dalam pembaruan situasi wabah cacar monyet tertanggal 17 Juni. Sebelumnya cacar monyet hanya dianggap endemik di Afrika.
Baca juga: WHO Desak Asia Tenggara Perkuat Pengawasan Cacar Monyet dalam Populasi Berisiko
SUMBER: REUTERS