TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Regional Wilayah Asia Tenggara Badan Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara anggota untuk memperkuat pengawasan dan tindakan kesehatan masyarakat terhadap penyakit cacar monyet. WHO pada pekan lalu telah menyatakan darurat kesehatan atas penyakit cacar monyet.
"Cacar monyet telah menyebar dengan cepat dan ke banyak negara yang belum pernah melihatnya sebelumnya, yang merupakan masalah yang sangat memprihatinkan," kata Direktur Regional Wilayah Asia Tenggara WHO Poonam Khetrapal Singh dikutip dari The Hindustan Times Senin 25 Juli 2022.
“Dengan kasus terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, diharapkan pemerintah di kawasan dapat mengurangi penyebaran penyakit lebih lanjut dengan upaya terfokus di antara populasi berisiko,” ujar Singh, menambahkan langkah-langkah itu harus sensitif dan tanpa stigma atau diskriminasi.
Lonjakan infeksi telah dilaporkan sejak awal Mei di luar negara-negara Afrika Barat dan Tengah di mana penyakit itu telah lama mewabah. Secara keseluruhan, 98 persen orang yang terinfeksi adalah laki-laki gay atau biseksual, dan sekitar sepertiga diketahui telah mengunjungi tempat-tempat seks di tempat seperti pesta seks atau sauna dalam bulan sebelumnya.
Secara global, lebih dari 16 ribu kasus cacar monyet telah dilaporkan dari 75 negara. Di Wilayah Asia Tenggara, sejumlah kasus cacar monyet telah dilaporkan. Sebanyak enam kasus dari Singapura dan satu dari Thailand. Kasus di Thailand seorang warga Nigeria yang tinggal di negara itu telah dikonfirmasi positif terkena cacar monyet. Ia sempat kabur ke Kamboja, sebelum akhirnya dikembalikan ke Thailand.
Keputusan untuk menyebut cacar monyet sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (PHEIC) diumumkan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Pengumuman itu dilakukan sehari setelah ia mengadakan pertemuan komite darurat Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) untuk meninjau wabah multinegara.
"Meskipun risiko cacar monyet secara global dan di kawasan sedang, potensi penyebaran internasional lebih lanjut adalah nyata. Selain itu, masih banyak yang belum diketahui tentang virus tersebut. Kita harus tetap waspada dan bersiap untuk menggelar respons intens untuk mengurangi penyebaran cacar monyet lebih lanjut,” kata dia.
Virus cacar monyet ditularkan dari hewan yang terinfeksi ke manusia melalui kontak tidak langsung atau langsung. Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit atau lesi yang menular, termasuk tatap muka, kulit ke kulit dan tetesan pernapasan.
Dalam wabah saat ini di negara-negara dan di antara kasus cacar monyet yang dilaporkan, penularan tampaknya terjadi terutama melalui kontak fisik yang dekat, termasuk kontak seksual. Penularan juga dapat terjadi dari bahan yang terkontaminasi seperti linen, tempat tidur, elektronik, pakaian, yang memiliki partikel kulit yang menular.
Baca juga: Darurat Cacar Monyet: Amerika Serikat Terparah, Bagaimana Indonesia?
SUMBER: THE HINDUSTAN TIMES