TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengecam bocornya rekaman telepon antara Presiden Vladimir Putin dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Rekaman telepon kedua kepala negara itu dilakukan sebelum Rusia melakukan invasi militer ke Ukraina.
Menurut Lavrov, publikasi panggilan telepon antara Macron dan Putin adalah pelanggaran etiket diplomatik. "Etiket diplomatik tidak memberikan kebocoran sepihak dari rekaman (seperti itu)," kata Lavrov dalam perjalanan ke Vietnam seperti dikutip dari The Moscow Times, Rabu, 6 Juli 2022.
Rincian panggilan rahasia beberapa hari sebelum operasi militer Moskow di Ukraina diungkapkan oleh penyiar France 2 dalam sebuah film dokumenter tentang penanganan konflik oleh Presiden Prancis. Lavrov mengatakan Rusia tidak perlu malu atas beredarnya isi percakapan antara kedua pemimpin.
"Kami pada prinsipnya memimpin negosiasi sedemikian rupa sehingga kami tidak pernah merasa malu. Kami selalu mengatakan apa yang kami pikirkan dan siap untuk menjawab kata-kata ini dan menjelaskan posisi kami," katanya.
Pernyataan itu diungkapkan Lavrov dalam kunjungan dua hari ke Vietnam. Ia melawat ke Vietnam dalam peringatan 10 tahun kemitraan strategis komprehensif kedua negara. Vietnam, secara historis dekat dengan Moskow. Sejauh ini Vietnam menolak mengutuk langsung intervensi militer Rusia di Ukraina.
Invasi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina sejak 24 Februari 2022, belum ada tanda-tanda akan berakhir. Inggris kembali memasukkan dua warga Rusia ke dalam daftar sanksi. Kedua orang itu adalah Denis Gafner dan Valeriya Kalabayeva yang disebut Inggris menyebarkan disinformasi dan mempromosikan tindakan Rusia di Ukraina. Aset keduanya di Inggris dibekukan dan dilarang bepergian.
Sementara itu, Kremlin mengecam posisi Jepang yang disebut tidak bersahabat terhadap Rusia. Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan Jepang tidak mengembangkan hubungan baik dalam perdagangan dan ekonomi atau sektor energi dengan Rusia.
Baca: Blinken Datang ke Pertemuan Menlu di Bali, Ajak Anggota G20 Tekan Rusia
THE MOSCOW TIMES | AL JAZEERA