TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan aksi militer di Ukraina dimaksudkan untuk mengakhiri tatanan dunia yang didominasi Amerika Serikat. Dilansir dari kantor berita Russia Today, Selasa, 12 April 2022, Lavrov menyatakan Washington telah mencari supremasi dengan memberlakukan aturan ad-hoc dan melanggar hukum internasional.
Dia mengacu pada upaya Amerika untuk memaksakan apa yang disebutnya sebagai tatanan internasional berbasis aturan. Hal ini telah mendapat perlawanan keras dari Moskow dan Beijing.
“Operasi militer khusus kami dimaksudkan untuk mengakhiri ekspansi (NATO) yang tanpa malu-malu menuju dominasi penuh oleh Amerika Serikat dan negara Barat di panggung dunia,” kata Sergei Lavrov kepada saluran berita Rossiya 24.
“Dominasi ini dibangun di atas pelanggaran berat hukum internasional dan di bawah beberapa aturan, yang sekarang sangat mereka sukai dan yang dibuat berdasarkan kasus per kasus,” ujarnya.
Rusia termasuk di antara negara-negara yang tidak akan tunduk pada kehendak Washington, ujar Lavrov. Rusia hanya akan menjadi bagian dari komunitas internasional yang setara dan tidak akan membiarkan negara-negara Barat mengabaikan masalah keamanan.
Sergei Lavrov mengecam kepala kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell yang disebutnya mendorong lebih banyak pertempuran di Ukraina. Borrel sebelumnya telah mengumumkan akan menambah bantuan militer ke Kiev. Lavrov menyebut pernyataan itu "keterlaluan."
“Ketika seorang kepala diplomatik mengatakan konflik tertentu hanya dapat diselesaikan melalui aksi militer, itu pasti sesuatu yang pribadi. Dia salah bicara atau berbicara tanpa berpikir, membuat pernyataan yang tidak diminta oleh siapa pun. Tapi komentar itu keterlaluan,” ujar Lavrov.
Menurut dia, peran Uni Eropa telah bergeser selama krisis keamanan Ukraina. Lavrov mengatakan perubahan itu adalah hasil dari tekanan yang diberikan kepada anggota blok oleh Washington, yang mendorongnya lebih dekat ke NATO. Sementara itu, menurut Lavrov, Rusia ingin merundingkan perdamaian dengan Ukraina.
Moskow menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022. Rusia menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Baca: Eropa Belum Setujui Embargo Minyak Rusia, Terhambat Kedekatan PM Hongaria-Putin?
RT