TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Ukraina di Mariupol khawatir 300 orang diduga tewas akibat serangan Rusia di gedung teater tempat seribu orang berlindung. "Dari saksi mata, muncul informasi bahwa sekitar 300 orang tewas di Teater Drama Mariupol menyusul serangan pesawat Rusia," menurut keterangan resmi pejabat kota Mariupol, dilansir Al Arabiya, Jumat 25 Maret 2022.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, tim evakuasi sedang mencari korban selamat dari gedung teater yang dihuni sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Fakta serangan Rusia di Mariupol
- Tak ada yang tersisa di Mariupol
Volodymyr Zelensky mengatakan tak ada lagi yang tersisa di Mariupol setelah dibombardir Rusia selama beberapa pekan. Zelensky menyampaikan pidatonya di hadapan parlemen Italia.
"Tidak ada yang tersisa di sana, hanya reruntuhan," katanya, Selasa, 22 Maret 2022 dikutip dari Reuters.
Sebelum perang antara Rusia dan Ukraina, populasi di Mariupol mencapai 400 ribu jiwa. Pemerintah Ukraina menjelaskan jika situasi di kota pelabuhan selatan itu makin mengerikan. Para pejabat mengatakan penduduk setempat tak memiliki makanan, obat-obatan, listrik, dan air.
- Ukraina menolak ultimatum Rusia
Ukraina menolak seruan Rusia untuk menyerahkan kota pelabuhan Mariupol pada Senin, 21 Maret 2022. Di kota itu, Rusia dituduh mengepung penduduk sipil.
"Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan dan peletakan senjata," dilansir berita Ukrainska Pravda mengutip Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk. "Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang ini."
Rusia sebelumnya meminta pasukan Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata. Rusia juga mengatakan bencana kemanusiaan yang mengerikan sedang berlangsung.
- Berulang kali dibombardir
Mariupol telah beberapa kali dibombardir oleh Rusia sejak invasi Ukraina pada 24 Februari 2022. Sekitar 400.000 penduduknya terperangkap dengan sedikit makanan, air, dan listrik di kota tersebut.
Rusia berambisi menguasai Mariupol supaya pasukannya menahan koridor darat ke Semenanjung Krimea. Wilayah ini telah dicaplok pasukan Moskow dari Ukraina pada 2014. Sejak invasi Rusia, sekitar 10 juta warga Ukraina telah mengungsi, termasuk 3,4 juta orang ke negara-negara tetangga seperti Polandia.
- Evakuasi warga sipil sempat berhasil
Evakuasi warga sipil berhasil dilakukan pertama kali di Mariupol, Ukraina, pada Senin, 14 Maret 2022. Upaya itu dilakukan semenjak kota pelabuhan itu dikepung pasukan Rusia lebih dari dua pekan. “Pada pukul 13.00 (waktu setempat), lebih dari 160 mobil pribadi berhasil berangkat dari Mariupol,” menurut keterangan dewan kota dikutip dari Al Jazeera, Selasa, 15 Maret 2022.
- Menghubungi kerabat terkasih di Mariupol
Banyak orang terus berusaha menghubungi kerabat terkasih mereka yang terperangkap di Mariupol. Dmytro Gurin, anggota parlemen Ukraina di Mariupol mengatakan orang tuanya terjebak di sana. "Kami berbicara selama 30 detik setelah mereka pergi ke suatu tempat yang memiliki sinyal. Ada beberapa tempat yang diketahui bisa menangkap sinyal," kata Gurin, Kamis, 10 Maret 2022.
"Mereka mengatakan orang tua saya masih hidup, tinggal di ruang bawah tanah di bawah gedung apartemen mereka. "Tapi tempat perlindungan itu tidak memiliki cahaya, air, dan toilet. Itu ruang bawah tanah tanpa fasilitas apa pun."
YOLANDA AGNE
Baca: Ukraina: 300 Orang Tewas dalam Serangan Rusia di Teater Mariupol
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu