TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ukraina mengatakan pasukan Rusia menembak dan membunuh 10 orang yang sedang mengantre untuk mendapatkan roti. Penembakan terjadi pada Rabu, 16 Maret 2022, di kota Chernihiv di timur laut Ukraina yang hancur.
AS tidak bisa memberikan bukti tentang serangan itu dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun Twitter resminya. "Serangan mengerikan seperti itu harus dihentikan," kata Kedutaan Besar AS dalam tweetnya.
AS menambahkan bahwa semua opsi yang tersedia dipertimbangkan untuk memastikan pertanggungjawaban atas setiap kejahatan kekejaman di Ukraina.
Perang Rusia Ukraina menyebabkan biaya kehidupan manusia dan penderitaan meningkat. Kantor hak asasi manusia PBB telah mencatat sekitar 600 kematian warga sipil. Namun menurut PBB jumlah korban bisa jadi jauh lebih tinggi. Para pejabat Ukraina mengatakan ribuan orang telah tewas, lebih dari 2.000 orang di kota selatan Mariupol juga terkepung.
Ada sebuah video yang diunggah tentang dugaan serangan terhadap warga sipil yang mengantre untuk makan di Chernihiv. Namun video yang diposting ke media sosial hanya menunjukkan akibat serangan tersebut dengan sejumlah mayat tergeletak di tanah.
Salah satu yang memposting video itu adalah Oleksandr Merezhko, wakil kepala Verkhovna Rada, parlemen Ukraina dan ketua Komite Urusan Luar Negeri. "Rusia telah membunuh lebih dari sepuluh orang yang mengantre untuk membeli roti," katanya dalam tweet-nya.
Serangan yang dituduhkan itu terjadi sehari setelah kantor kejaksaan umum Ukraina mengatakan serangan artileri Rusia telah menghantam sebuah universitas dan pasar terbuka di Chernihiv pada Senin. Serangan yang menewaskan 10 orang itu adalah yang terbanyak dalam tiga pekan terakhir.
Gubernur wilayah itu mengatakan pada Rabu bahwa listrik telah terputus ke kota Chernihiv dan beberapa kota serta desa di sekitarnya. Namun Reuters mengutip Gubernur Viacheslav Chaus yang mengatakan angkatan bersenjata Ukraina menghadapi pukulan kuat dari Rusia setiap jam.
Chernihiv adalah salah satu dari beberapa kota besar yang sangat dekat dengan perbatasan timur laut Ukraina dan Rusia. Kota ini salah satu yang terkena dampak tembakan artileri sejak Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan invasi dan perang udara melawan Ukraina pada 24 Februari.
Rusia telah membantah tuduhan Kedubes AS tentang penembakan warga Chernihiv tersebut. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan tidak ada pasukan Rusia di daerah itu.
Tidak ada bukti pula bahwa Rusia bukan pelakunya. Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan laporan dan rekaman korban yang muncul di berbagai media Ukraina merupakan tipuan oleh Dinas Keamanan Ukraina.
"Tidak ada tentara Rusia atau pernah berada di Chernihiv. Semua unit berada di luar batas kota Chernihiv, memblokir jalan, dan tidak melakukan tindakan ofensif apa pun," katanya. Rusia menambahkan bahwa Kedutaan Besar AS telah menerbitkan berita palsu.
Baca: Ukraina dan Rusia Saling Tuding Pengebom Teater Tempat Warga Berlindung
CBS NEWS | REUTERS