TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengutuk keputusan para pemimpin Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang menolak menetapkan zona larangan terbang atas pesawat-pesawat Rusia di Ukraina.
Seperti dilansir The Hill, 5 Maret 2022, Zelenskiy menilai NATO lemah dan dengan tegas mengkritisi keputusan NATO tersebut. Zelenskiy mengatakan keputusan NATO itu sama dengan memberikan lampu hijau pada kampanye pengeboman oleh Rusia.
"Semua orang yang mati, mulai hari ini, juga yang akan mati itu karena kalian. Karena kelemahan kalian,” kata Zelenskiy dengan geram, dalam pesan video yang diunggah ke Facebook.
Zona larangan terbang, diterapkan untuk melarang pesawat musuh terbang ke suatu wilayah dan menyerang, akan memotong dukungan udara Rusia dan menumpulkan kemajuan pasukan Rusia menuju ibu kota Ukraina, Kyiv.
Zelenskiy menilai NATO seakan memberi 'lampu hijau' untuk pemboman lebih lanjut di kota-kota dan desa-desa Ukraina. Diketahui pertempuran sengit terus berlanjut di utara, timur, dan selatan Ukraina.
Zelenskiy telah menyerukan pembatasan wilayah udara untuk memperlambat invasi Rusia ke negaranya, tetapi para pemimpin NATO menolak permintaan itu. NATO menghindari terlibat langsung dalam konflik militer dan malah menjanjikan lebih banyak sanksi ekonomi.
Pemerintahan Amerika Serikat, bersama dengan aliansi keamanan NATO, sejauh ini menolak seruan Ukraina untuk menetapkan zona larangan terbang karena khawatir hal itu dapat memicu konfrontasi militer langsung antara AS dan Rusia.
“Pada dasarnya, militer AS menembak jatuh pesawat Rusia dan memicu potensi perang langsung dengan Rusia, langkah tepat yang ingin kami hindari,” kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan, Kamis.
Namun, Zelenskiy mengungkapkan tidak berlakunya NFZ adalah lampu hijau untuk lebih banyak pemboman oleh Moskow. Ia mengatakan kepada para pemimpin NATO bahwa kematian di masa depan dari invasi akan berada di pundak mereka.
"NATO dengan sengaja memutuskan untuk tidak menutup langit di atas Ukraina. Negara-negara NATO menciptakan narasi bahwa menutup langit di atas Ukraina akan memprovokasi agresi langsung Rusia terhadap NATO. Ini adalah self-hypnosis dari mereka yang lemah, tidak aman di dalam, meskipun faktanya mereka memiliki senjata berkali-kali lebih kuat dari kita," tegasnya.
Diketahui, setelah bertemu dengan para menteri luar negeri di Brussel, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi itu telah membuat 'keputusan yang menyakitkan' dengan mengesampingkan seruan zona larangan terbang di atas Ukraina.
Kyiv menghadapi serangan rudal baru Rusia, dengan ledakan terdengar di sekitar ibu kota Ukraina, sementara kota pelabuhan tenggara Mariupol telah dikepung dan ditembaki, dan pemboman berlanjut di kota-kota timur laut Kharkiv dan Chernihiv.
Baca juga: Tak Mau Terlibat, NATO Menolak Permintaan Ukraina
SUMBER: THE HILL
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.