TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian di Afrika Selatan menemukan varian Omicron tidak menyebabkan seseorang yang tidak divaksinasi akan sakit parah hingga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Demikian hasil penelitian yang diumumkan Jumat, 14 Januari 2022.
Studi National Institute of Communicable Diseases (NICD) di wilayah Western Cape, yang belum ditinjau sejawat, membandingkan sekitar 11.600 pasien dari tiga gelombang pertama Covid-19 dengan sekitar 5.100 pasien yang terpapar Omicron mulai November.
Omicron secara global cenderung menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah, dan secara proporsional lebih sedikit rawat inap dan kematian, dibandingkan varian sebelumnya.
Para ilmuwan mencoba untuk menentukan sejauh mana ini karena tingkat kekebalan yang lebih tinggi yang ditimbulkan oleh vaksinasi atau penyakit masa lalu, atau Omicron secara intrinsik kurang berbahaya.
Studi tersebut menyimpulkan bahwa sekitar seperempat dari penurunan risiko penyakit parah dengan Omicron disebabkan oleh karakteristik virus itu sendiri.
"Dalam gelombang yang digerakkan oleh Omicron, hasil Covid-19 yang parah berkurang sebagian besar karena perlindungan yang diberikan oleh infeksi dan atau vaksinasi sebelumnya, tetapi virulensi yang berkurang secara intrinsik dapat menyebabkan sekitar 25 persen pengurangan risiko rawat inap atau kematian yang parah dibandingkan dengan varian Delta," kata studi itu.
REUTERS