TEMPO.CO, Jakarta - Produsen obat AS Moderna Inc akan memproduksi jutaan vaksin mRNA setahun di Australia setelah setuju untuk mendirikan salah satu pabrik terbesarnya di luar Amerika Serikat dan Eropa.
Kesepakatan itu, komitmen kedua di Asia Pasifik oleh pengembang vaksin mRNA, menggarisbawahi upaya pemerintah di seluruh dunia untuk membangun produksi di dalam negeri dan bersiap menghadapi ancaman pandemi di masa depan setelah peluncuran vaksin berjalan lambat.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pabrik yang akan dibangun di negara bagian Victoria itu diharapkan memproduksi hingga 100 juta dosis vaksin mRNA setiap tahun ketika mulai beroperasi pada 2024.
"Dengan memajukan kemitraan baru ini, kami membangun...kemampuan berdaulat kami untuk memproduksi vaksin ini di Australia," kata Scott Morrison di Melbourne, dilaporkan Reuters, 12 Desember 2021.
Scott Morrison tidak mengungkap rincian keuangan dari perjanjian tersebut, tetapi media Australia melaporkan kesepakatan itu bisa bernilai sekitar AUS$2 miliar (Rp20,3 triliun).
Moderna mengatakan pada Oktober bahwa pihaknya berencana untuk menginvestasikan hingga US$500 juta (Rp7 triliun) untuk membangun pabrik di Afrika untuk membuat hingga 500 juta dosis vaksin mRNA setiap tahun, termasuk suntikan COVID-19.
Vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Moderna dan Pfizer/BioNTech menggunakan teknologi mRNA atau messenger ribonucleic acid, yang mengajarkan sel cara membuat protein yang memicu respons imun. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk memproduksi vaksin untuk penyakit pernapasan lainnya dan flu musiman.
BioNtech mengumumkan rencana pada bulan Mei untuk mendirikan pabrik baru di Singapura yang akan memiliki perkiraan kapasitas tahunan beberapa ratus juta dosis vaksin mRNA setelah beroperasi pada tahun 2023.
Sementara Korea Selatan, yang memiliki kesepakatan dengan Moderna untuk menyediakan proses pembotolan untuk vaksin COVID-19 perusahaan AS, juga berusaha menarik pembuat vaksin mRNA untuk memulai produksi lokal.
Pengumuman oleh Moderna dibuat ketika negara bagian New South Wales Australia, rumah bagi Sydney, melaporkan kenaikan harian terbesar dalam kasus COVID-19 sejak lockdown hampir empat bulan berakhir pada awal Oktober.
Baca juga: Kasus Omicron Naik, Australia Persingkat Waktu Tunggu Vaksin Booster COVID-19
REUTERS