TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan ribu orang berunjuk rasa di Wina pada hari Sabtu sebagai protes terhadap pembatasan untuk menghentikan penyebaran virus corona di Austria, termasuk wajib vaksin Covid-19 dan larangan bepergian bagi mereka yang tidak divaksinasi.
Sekitar 1.400 petugas polisi mengawasi protes, yang diikuti sekitar 44.000 orang. Ini demo besar kedua di Wina menyangkut protokol kesehatan setelah pekan lalu.
Polisi mengatakan tiga orang ditangkap karena pelanggaran termasuk penggunaan kembang api dan mengabaikan persyaratan untuk memakai masker. Wartawan yang meliput acara tersebut, yang dimulai di lapangan Heldenplatz, diserang dengan bola salju dan es, dan seorang wartawan menjadi korban percobaan penyerangan, kata polisi.
Kerumunan itu disapa oleh Herbert Kickl, pemimpin Partai Kebebasan Austria sayap kanan, yang beroposisi terhadap kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi.
Secara terpisah, sekitar 2.500 orang memprotes pembatasan di Klagenfurt, sementara 150 orang berdemonstrasi di Linz.
Dihadapkan dengan lonjakan infeksi harian, Austria bulan lalu menjadi negara pertama di Eropa Barat yang memberlakukan kembali penguncian dan mengatakan akan mewajibkan vaksinasi mulai Februari 2022.
Spanduk bertuliskan "Tidak untuk vaksinasi wajib" dan "Lepaskan anak-anak kami" dibawa oleh pengunjuk rasa di Wina, yang meneriakkan "Kami adalah rakyat" dan "perlawanan".
Austria, yang memiliki populasi 8,9 juta orang, telah melaporkan 1,2 juta kasus virus corona dan lebih dari 13.000 kematian sejak pandemi dimulai tahun lalu. Saat ini kasus harian baru mencapai 4.600, sudah turun dari November lalu yang mencapai 15 ribuan.