Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kronologi Penembakan Malala Yousafzai oleh Pasukan Taliban, 9 Tahun Lalu

Reporter

image-gnews
Tokoh pendidikan muda Malala Yousafzai mengunggah foto dirinya dengan membawa kertas bertuliskan #Bring Back Our Girls, sebagai kampanye dukungan pembebasan 276 pelajar perempuan yang diculik oleh pasukan bersenjata kelompok Boko Haram di Nigeria pada April silam. Todaysparent.com
Tokoh pendidikan muda Malala Yousafzai mengunggah foto dirinya dengan membawa kertas bertuliskan #Bring Back Our Girls, sebagai kampanye dukungan pembebasan 276 pelajar perempuan yang diculik oleh pasukan bersenjata kelompok Boko Haram di Nigeria pada April silam. Todaysparent.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta – Hari ini, tepatnya 9 tahun silam pada 9 Oktober 2012 silam, Malala Yousafzai, seorang aktivis asal Pakistan mengalami luka tembak di kepalanya saat berusia 15 tahun.  Saat itu, Yaoufzai sedang perjalanan pulang dari sekolah bersama kawan-kawannya. Malangnya, seorang pria bertopeng dan bersenjata yang merupakan kelompok Taliban menembaknya hingga menyebabkan dirinya koma.

Dilansir dari laman britannica.com, Malala Yousafzai dikenal sebagai seorang aktivis sosial yang kerap menyuarakan kesetaraan pendidikan bagi perempuan. Keaktifannya mengenai isu pendidikan perempuan dilakoninya sejak usia belia. Malala melihat kejamnya kelompok Taliban merenggut paksa hak pendidikannya dan anak-anak perempuan di desanya, ketika kelompok itu menguasai tempat tinggalnya di Pakistan.

Sejak saat itu, dirinya vokal menentang segala tindakan kelompok Taliban hingga ke penjuru dunia melalui berbagai media, seperti menulis blog dan berpidato di depan umum.

Gerak-gerik seorang Malala Yousafzai kemudian terdengar sampai ke telinga kelompok Taliban. Pada 9 Oktober 2012, ketika Malala sedang naik bus dengan teman-teman sebayanya dalam perjalanan pulang, seorang pria bersenjata dan bertopek naik ke bus yang turut ditumpangi Yousafzai. Pria itu sempat bertanya kepada beberapa penumpang untuk menanyakan sosok Malala.

Setelah mengetahui sosok yang diincarnya, pria yang diketahui merupakan kelompok Taliban menembakkan tiga peluru kepada Malala Yousafzai remaja dan menembus lehernya. Sebelumnya, pria ini sempat memukul kepala sebelah kiri Malala. Selain Malala, terdapat dua gadis yang terluka dalam peristiwa naas ini. Akibat penembakkan itu, Malala mengalami kondisi kritis dan dilarikannya ke rumah sakit militer di Peshawar.

Dikabarkan dari laman nobelprize.org, dirinya mengalami pembengkakkan otak. Untuk mendapatkan perawatan intensif, Malala dilarikan ke Brimingham, Inggris. Di Inggris, Malala mendapatkan perawatan operasi, termasuk memperbaiki sisi kiri wajahnya yang lumpuh. Meskipun demikian, luka yang dialaminya tidak begitu parah dan dirinya kembali pulih setelah sepuluh hari dalam kondisi tidak sadar. Akhirnya pada 2013, Yousafzai dapat kembali bersekolah tetapi bukan di negara asalnya, melainkan di Inggris.

Sebagaimana dijelaskan dalam laman Malala.org, setelah sembilan bulan pasca peristiwa penembakan oleh kelompok Taliban, Malala Yousafzai berkesempatan memberikan pidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ketika usianya 16 tahun. Dalam pidatonya, dirinya  menekankan pentingnya pendidikan dan hak-hak perempuan sekaligus mendesak para pemimpin dunia untuk mengubah sistem kebijakan yang lebih pro pendidikan perempuan.

Terkait penyerangannya oleh kelompok Taliban, Malala Yousafzai memberikan kalimat menohok. ”Meskipun para teroris terus menyerang kami, tetapi itu tidak menggentarkan semangat, ambisi, dan tujuan kami untuk terus menyebarkan semangat kebenaran,” ujarnya.  

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca: Hari ini 9 Tahun Lalu Malala Yousafzai Ditembak Anggota Taliban, Koma 4 hari

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

11 jam lalu

Seorang perempuan Palestina duduk diantara pakaian bekas di pasar loak mingguan di kamp pengungsian Nusseirat, Gaza, 15 Februari 2016. Permintaan untuk pakaian telah menjadi barometer bagi situasi ekonomi di Gaza. AP/Khalil Hamra
70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.


Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

1 hari lalu

Gang bendera di markas besar PBB Eropa terlihat selama Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, Swiss, 11 September 2023. REUTERS/Denis Balibouse
Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.


Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

1 hari lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.


Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

4 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu


Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

5 hari lalu

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim pada acara peringatan Hari Guru Nasional 2023 di Indonesia Arena, Jakarta, Sabtu (25 November 2023). Acara ini dihadiri sekitar 7,500 guru. (ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah)
Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.


Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

5 hari lalu

Anggota Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa berdiri mengheningkan cipta, untuk menghormati para korban serangan di tempat konser Balai Kota Crocus di Moskow, pada hari pemungutan suara mengenai resolusi Gaza yang menuntut gencatan senjata segera selama bulan Ramadan yang mengarah ke gencatan senjata permanen.  gencatan senjata berkelanjutan, dan pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat, di markas besar PBB di New York City, AS, 25 Maret 2024. REUTERS/Andrew Kelly
Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?


Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

6 hari lalu

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa bertemu setelah Rusia mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai entitas independen, di New York City, AS 21 Februari 2022. REUTERS/Carlo Allegri
Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.


Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

6 hari lalu

Iran: Sanksi Dicabut atau Tak Ada Kesepakatan Nuklir
Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.


Negara di Dunia Bela UNRWA ketika Israel Tuntut Penghentian Dana

7 hari lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan sebuah lubang besar di pusat kesehatan UNRWA yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. UNRWA menyebut bahwa data terbaru menunjukkan 84 persen dari seluruh fasilitas kesehatan di Gaza telah mengalami dampak langsung dari serangan-serangan yang terus berlangsung. UNRWA/Handout via REUTERS
Negara di Dunia Bela UNRWA ketika Israel Tuntut Penghentian Dana

Philippe Lazzarini mengatakan saat ini ada "kampanye berbahaya" oleh Israel untuk mengakhiri operasi UNRWA di Gaza.


Tim Khusus PBB Sebut Iran dan Israel Sama-sama Langgar Hukum Internasional

8 hari lalu

Tim Khusus PBB Sebut Iran dan Israel Sama-sama Langgar Hukum Internasional

Lima orang pelapor khusus PBB menilai Iran dan Israel sama-sama melanggar hukum internasional dalam serangan berbalas baru-baru ini.