Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Terakhir Che Guevara: Aku Tahu Kau Datang untuk Membunuhku

Reporter

image-gnews
Ernesto
Ernesto "Che" Guevara, pemimpin Revolusi Cuba bersama Fidel Castro tahun 1950-an. [CBS-TV via CNN]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ernesto Guevara de la Serna itulah nama pria yang lair di Rosario, Argentina pada 14 Juni 1928. Pria ini kemudian dikenal dengan sebutan Che Guevara. Ia anak tertua dari lima bersaudara dalam keluarga kelas menengah Argentina yang berafiliasi pada gerakan-gerakan kiri. Keluarga Guevara merupakan keturunan Spanyol dan Irlandia.

Che Guevara merupakan tandem Fidel Castro ketika melakukan Revolusi Kuba. Mereka berperang bersama selama perang gerilya melawan diktator Kuba, Fulgencio Batista. Sebelum bergabung dengan duo Castro, Raul dan Fidel, Guevara mengawali karirnya sebagai seorang mahasiswa kedokteran di University of Buenos Aires. Sebelum ia menyelesaikan studi kedokterannya pada tahun 1953, pandangannya diubah oleh kemiskinan yang dia lihat selama perjalanan sembilan bulan melalui Amerika Latin pada tahun 1951–1952.

Revolusi Kuba yang terjadi dalam kurun waktu 1956–1959 mengakhiri kekuasaan Batista dan mengantarkan Fidel ke tampuk kekuasaan. Che sempat menjadi kepala penjara La Cabaña Fortress, menteri dan juga kepala bank nasional Kuba.

Pada kurun waktu April 1965, Guevara mengundurkan diri dari jabatannya yang diembannya selama di Kuba. Berdasarkan history.com, pengunduran dirinya dikarenakan perbedaan pendapat dengan Castro tentang kebijakan ekonomi dan luar negeri negara Kuba. Guevara kemudian menghilang dari Kuba, melakukan perjalanan ke Afrika dan akhirnya muncul kembali di Bolivia.

Tujuan Guevara pergi ke Amerika Selatan dan Afrika untuk menyebarkan revolusi—sama seperti yang ia mimpikan ketika membawa Kuba. Namun perjalanannya menyebarkan revolusi mesti berakhir pada 8 Oktober 1967 setelah ditawan oleh tentara Bolivia yang berafiliasi dengan Central Intelegence Amerika (CIA).

Che Guevara ditawan dan dibawa oleh tentara ke sebuah gedung sekolah satu kamar di kota La Higuera di Bolivia, sekitar empat mil jauhnya dari tempat dia ditangkap. Richard Harris dalam tulisan biografi, Kematian Seorang Revolusioner: Misi Terakhir Che Guevara, Félix Rodríguez, seorang agen CIA Amerika Kuba yang menyamar sebagai perwira militer Bolivia, akan menemukannya tertutup tanah di dalam gedung sekolah itu pada hari berikutnya.

Rambutnya kusut, pakaiannya sobek dan kotor, serta tangan dan kakinya diikat. Pemerintah AS ingin dia hidup-hidup untuk diinterogasi, tetapi para pemimpin Bolivia memutuskan bahwa Guevara harus dieksekusi, takut pengadilan publik hanya akan membuatnya simpati. Cerita resminya adalah bahwa dia terbunuh dalam pertempuran.

Rodríguez, yang berperan penting dalam penangkapan Guevara, memiliki emosi yang campur aduk pada saat itu, seperti yang dia akui kemudian dalam sebuah wawancara. “Saya menatap langsung ke wajahnya, dan saya baru saja memberitahunya (Che akan dieksekusi) Dia menatap lurus ke arah saya dan berkata: 'Lebih baik begini. Saya seharusnya tidak pernah ditangkap hidup-hidup,'” kenang Rodríguez. Saat Rodríguez memberitahu hal tersebut kepada Guevara mereka saling berpelukan dan berjabat tangan.

Kemudian Rodríguez pergi, memerintahkan seorang prajurit untuk menembak di bawah leher karena itu sesuai dengan cerita resmi bahwa Guevara telah tewas dalam pertempuran. menurut biografi jurnalis Jon Lee Anderson, Che Guevara: A Revolutionary Life, sersan yang membunuhnya yaitu, Jaime Terán.

"Aku tahu kau datang untuk membunuhku," katanya. "Tembak, kamu hanya akan membunuh seorang pria," ujar Guevara sebelum dieksekusi. Terán menembak Guevara di lengan, kaki, dan dada. Pemimpin gerilya ini tewas 54 tahun yang lalu, tepatnya pada 9 Oktober 1967.

Guevara yang mengawali kehidupan revolusinya sebagai seorang dokter dan berkeliling Amerika Latin. Guevara juga menghalangi Amerika Serikat selama invasi Teluk Babi, memberi kuliah di podium Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mengkhotbahkan tatanan dunia baru yang didominasi oleh mereka yang pernah terpinggirkan oleh negara adidaya.

Kehidupan dan pergerakan revolusinya terus dibayang-bayangi oleh kematiannya di Bolivia. Kini, gambar janggutnya yang acak-acakan dan baret berbintang menjadi kartu panggilan untuk para revolusioner romantis di seluruh dunia dan lintas generasi, terlihat di mana-mana mulai dari kamp hutan militan hingga kamar-kamar asrama perguruan tinggi. “Jika Anda bergetar dan geram setiap melihat ketidakadilan, maka Anda adalah kawan saya," begitulah ungkapan Che Guevara yang masih relevan hingga detik ini.

GERIN RIO PRANATA 

Baca: Petualangan Che Guevara di Amerika Latin dalam Biografi the Motorcycle Diary

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Meksiko Menyambut Kepulangan Staf Kedutaan setelah Serangan Pasukan Ekuador

18 hari lalu

Jorge Glas. Wikipedia
Meksiko Menyambut Kepulangan Staf Kedutaan setelah Serangan Pasukan Ekuador

Meksiko menyambut kembalinya personel kedutaan besarnya dari Ekuador pada Minggu, dua hari setelah mereka disebu pasukan Ekuador


Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

19 hari lalu

Petugas polisi Ekuador berdiri di luar kedutaan Meksiko tempat mereka memindahkan paksa mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas di Quito, Ekuador 5 April 2024. REUTERS/Karen Toro
Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.


Nikaragua Putuskan Hubungan dengan Ekuador setelah Penggerebekan di Kedutaan Meksiko

19 hari lalu

Presiden Ekuador Daniel Noboa. REUTERS
Nikaragua Putuskan Hubungan dengan Ekuador setelah Penggerebekan di Kedutaan Meksiko

Nikaragua memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Ekuador, setelah polisi secara paksa masuk ke Kedutaan Besar Meksiko


Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

22 hari lalu

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi berbicara dalam Sidang ke-55 Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, pada Senin 26 Februari 2024. ANTARA/HO-akun X @Menlu_RI
Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.


Presiden Kuba Tuntut Israel Akhiri Genosida di Gaza

25 hari lalu

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel, bersama para pemimpin Kuba lainnya, lewat di depan Kedutaan Besar AS saat pawai mendukung warga Palestina di Gaza, di Havana, Kuba, 23 November 2023. Yamil Lage/Pool via REUTERS
Presiden Kuba Tuntut Israel Akhiri Genosida di Gaza

Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel kembali menyuarakan dukungan negaranya untuk rakyat Palestina terutama di Gaza


Menengok Pemimpin Negara yang Ucapkan Selamat ke Vladimir Putin Usai Menang Pilpres Rusia

36 hari lalu

Seorang pria berdiri di samping layar yang menampilkan hasil awal pemilihan presiden Rusia, di markas besar Komisi Pemilihan Umum Pusat di Moskow, Rusia, 18 Maret 2024. Menurut exit polls lembaga survei Public Opinion Foundation (FOM), Putin berhasil meraup 87,8 persen suara, mengalahkan tiga kandidat capres lainnya. REUTERS/Evgenia Novozhenina
Menengok Pemimpin Negara yang Ucapkan Selamat ke Vladimir Putin Usai Menang Pilpres Rusia

Komentar pemimpin di Eropa dan AS ini sangat kontras dengan pesan-pesan ucapan selamat yang mengalir dari Asia dan Amerika Latin ke Vladimir Putin.


Presiden Kuba Ikut Aksi Bela Palestina

53 hari lalu

Presiden baru Kuba, Miguel Diaz-Canel, bersama dengan mantan Presiden Raul Castro, saat memenangkan pemungutan suara di Majelis Nasional Kub, Havana, Kuba, 19 April 2018. Miguel didukung 99,83 persen suara dan merupakan kandidat satu-satunya. (Alexandre Meneghini/Pool via AP)
Presiden Kuba Ikut Aksi Bela Palestina

Presiden Kuba memimpin aksi jalan di Ibu Kota Havana pada Sabtu, 2 Maret 2024, sebagai bentuk solidaritas pada masyarakat Palestina


Sebut Israel Lakukan Holocaust di Gaza, Presiden Brasil Didukung Kolombia, Venezuela dan Bolivia

21 Februari 2024

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva terlihat saat konferensi pers di sebuah hotel setelah KTT G20, di New Delhi, India, 11 September 2023. REUTERS/Anushree Fadnavis
Sebut Israel Lakukan Holocaust di Gaza, Presiden Brasil Didukung Kolombia, Venezuela dan Bolivia

Pemimpin negara-negara Amerika Selatan seperti Venezuela, Bolivia dan Kolombia menyatakan dukungannya kepada Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva


133 Ton Daging Ayam Subsidi di Kuba Hilang Dicuri

11 Februari 2024

Ilustrasi daging ayam. TEMPO/Aditia Noviansyah
133 Ton Daging Ayam Subsidi di Kuba Hilang Dicuri

Kuba mendakwa 30 pelaku atas tuduhan mencuri 133 ton ayam dan menjualnya ke jalan dalam kondisi Kuba sedang kekurangan pangan


Kebakaran Hutan Chile Tewaskan Sedikitnya 99 Jiwa, Ratusan Orang Masih Hilang

5 Februari 2024

Sisa-sisa mobil yang terbakar setelah meluasnya kebakaran hutan di Vina del Mar, Cile, 3 Februari. REUTERS/Sofia Yanjari
Kebakaran Hutan Chile Tewaskan Sedikitnya 99 Jiwa, Ratusan Orang Masih Hilang

Kebakaran hutan yang melanda Chile tengah telah menewaskan sedikitnya 99 orang dan lebih dari 200 lainnya masih hilang