TEMPO.CO, Jakarta - Peraih Hadiah Nobel Perdamaian 2021 telah diumumkan pada 8 Oktober 2021. Maria Ressa, jurnalis asal Filipina, menjadi salah satu penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2021 bersama jurnalis Rusia, Dmitry Muratov.
Dilansir dari axa.com, Maria Ressa merupakan seorang jurnalis yang telah berkarir selama 30 tahun lamanya. Ia tercatat pernah memimpin beberapa media di Asia Tenggara. Pada 1987 hingga 1995, ia pernah menjadi Kepala Biro Cable News Network (CNN) di Manila. Kemudian pada 1995 sampai 2005, ia pindah ke Jakarta untuk memimpin Biro CNN Jakarta.
Wanita yang lahir pada 2 Oktober 1963 ini menghabiskan masa kecil dan remajanya di Amerika. Dilansir dari thefamouspeople.com, pada 1970, Maria Ressa pindah ke Amerika Serikat bersama dengan keluarganya setelah Ferdinand Marcos mendeklarasikan Pemerintahan Darurat Militer. Ia tiba dan tinggal di New Jersey hingga memasuki masa remaja.
Maria Ressa pun mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan di salah satu universitas paling bergengsi di Amerika Serikat, yakni Princeton University. Setelah lulus dari Princeton University, ia memutuskan kembali ke Filipina untuk menemukan jati dirinya. Sebab, sebagaimana dikutip dari beberapa sumber, Maria Ressa merasa bahwa ketika di Amerika, ia bukan merupakan orang Amerika sepenuhnya.
Setelah kembali ke Filipina, karir jurnalistik Maria Ressa pun dimulai. Pada 2012, setelah ia mengumpulkan banyak pengalaman dari media-media yang beroperasi di Asia Tenggara, ia mendirikan media sendiri di Filipina, yakni Rappler. Bersama dengan rekan-rekannya, Maria membuat Rappler menjadi media yang mampu melawan represi terhadap kebebasan pers. Hal tersebut kemudian membuat Maria Ressa dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian 2021.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca juga: Geramm: Nobel Maria Ressa Bangkitkan Semangat Menentang Pembungkaman Pers