TEMPO.CO, Jakarta - British Petroleum (BP) mengatakan hampir sepertiga dari pom bensin Inggris telah kehabisan dua jenis BBM utama pada Ahad karena pembelian panik memaksa pemerintah untuk menangguhkan undang-undang persaingan dan memungkinkan perusahaan untuk bekerja sama untuk mengurangi kelangkaan.
Antrean kendaraan mengular di pom bensin untuk hari ketiga berturut-turut saat pengendara menunggu, beberapa berjam-jam, untuk mengisi bahan bakar setelah perusahaan minyak melaporkan kurangnya pengemudi menyebabkan masalah transportasi dari kilang ke pom bensin.
Beberapa operator harus menjatah pasokan dan yang lainnya menutup SPBU.
"Dengan permintaan yang kuat yang terlihat selama dua hari terakhir, kami memperkirakan bahwa sekitar 30% situs di jaringan ini saat ini tidak memiliki bahan bakar kelas utama," kata BP, yang mengoperasikan 1.200 pom bensisn di Inggris, dikutip dari Reuters, 27 September 2021.
"Kami sedang bekerja untuk memasok secepat mungkin."
Petrol Retailers Association mengatakan pada Senin, stasiun pengisian bensin dan diesel Inggris kehabisan stok, dengan beberapa kelompok besar di kota-kota Inggris melaporkan 50% hingga 90% pom bensin kehabisan BBM.
Kepanikan bahan bakar terjadi saat Inggris menghadapi beberapa krisis: lonjakan harga gas internasional yang memaksa perusahaan energi gulung tikar, kekurangan karbon dioksida terkait yang mengancam produksi daging, dan kekurangan pengemudi truk yang mengacaukan pengecer BBM dan menyebabkan bahan pokok di supermarket kosong.
Grup minyak Anglo-Belanda, Shell, mengatakan bahwa mereka juga melihat peningkatan permintaan bahan bakar.
Sebagai tanggapan, menteri bisnis Kwasi Kwarteng mengatakan dia menangguhkan undang-undang persaingan untuk memungkinkan perusahaan berbagi informasi dan mengoordinasikan tanggapan mereka.
"Langkah ini akan memungkinkan pemerintah untuk bekerja secara konstruktif dengan produsen bahan bakar, pemasok, pengangkut, dan pengecer untuk memastikan gangguan diminimalkan sejauh mungkin," kata departemen bisnis.
Menteri Transportasi Grant Shapps sebelumnya meminta semua pihak tenang, dengan mengatakan kelangkaan itu murni disebabkan oleh pembelian panik, dan situasi akan teratasi dengan sendirinya karena bahan bakar tidak dapat ditimbun.
"Ada banyak bahan bakar, tidak ada kekurangan bahan bakar di dalam negeri," kata Shapps kepada Sky News.
"Jadi yang paling penting sebenarnya adalah orang-orang melakukan seperti biasanya dan mengisi mobil mereka seperti biasanya, maka Anda tidak akan memiliki antrean dan Anda juga tidak akan kekurangan di pompa."
Setelah bertemu Kwarteng, tokoh industri termasuk perwakilan dari Shell dan Exxon Mobil Corp mengatakan dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh departemen bisnis, menekankan tidak ada kekurangan BBM nasional.
Baca juga: Krisis BBM Picu Bentrokan Sektarian di Lebanon
REUTERS