Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

LSM Jerman Gugat BMW dan Daimler karena Tidak Tetapkan Target Emisi Karbon

Reporter

image-gnews
Sebuah pipa knalpot mobil terlihat di sebuah jalan di Berlin, Jerman, 22 Februari 2018. [REUTERS/Fabrizio Bensch/File Photo]
Sebuah pipa knalpot mobil terlihat di sebuah jalan di Berlin, Jerman, 22 Februari 2018. [REUTERS/Fabrizio Bensch/File Photo]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala LSM lingkungan Jerman telah menggugat pembuat mobil BMW dan Daimler karena menolak untuk memperketat target emisi karbon mereka dan menolak menghentikan mobil penghasil bahan bakar fosil pada 2030, surat kabar Handelsblatt melaporkan pada Selasa.

Lembaga non-pemerintah Deutsche Umwelthilfe (DUH) mengonfirmasi kepada Reuters tuntutan hukum telah diajukan pada Senin malam.

Dalam surat kepada perusahaan pada awal September, perusahaan diberi waktu hingga 20 September untuk menyetujui tuntutan LSM, yang juga termasuk membatasi produksi mobil mesin pembakaran internal (ICE) menjelang 2030, dikutip dari Reuters, 21 September 2021.

Tak satu pun dari perusahaan sejauh ini menetapkan tanggal akhir untuk produksi mobil ICE.

BMW dan Daimler mengkonfirmasi kepada Reuters pada hari Senin bahwa mereka tidak menerima tuntutan LSM tersebut.

Gugatan dari kepala Deutsche Umwelthilfe (DUH) mirip dengan yang diajukan untuk Volkswagen oleh kepala divisi Jerman Greenpeace bekerja sama dengan Fridays for Future aktivis Clara Mayer dan pemilik tanah yang tidak dikenal. Namun, grup ini memberi Volkswagen waktu hingga 29 Oktober untuk merespons.

DUH juga menantang perusahaan energi Wintershall untuk membatasi target emisinya, tetapi belum ada gugatan yang diajukan terhadap perusahaan tersebut.

Mekanik mengecek mesin saat menyelesaikan pembuatan mobil baru Mercedes-Benz S-Class di pabrik pembutan Daimler di Sindelfingen dekat Stuttgart, Jerman, 2 September 2020. REUTERS/Ralph Orlowski

Pada Mei tahun lalu, pengadilan tinggi Jerman memutuskan undang-undang iklim negara itu tidak cukup untuk melindungi generasi mendatang. Undang-undang ini menetapkan anggaran emisi karbon untuk sektor ekonomi utama, meningkatkan persentase pengurangan emisi dari tingkat tahun 1990 pada tahun 2030 menjadi 65% dari 55%, dan menyatakan bahwa Jerman sebagai negara harus netral karbon pada tahun 2045.

Pada bulan yang sama, kelompok lingkungan di Belanda memenangkan kasus terhadap perusahaan minyak Shell karena tidak berbuat cukup untuk mengurangi dampaknya terhadap iklim, perusahaan swasta pertama yang diperintahkan oleh pengadilan untuk mengurangi emisinya.

Di balik dua putusan itu, para aktivis Jerman mengajukan kasus mereka.

Kasus ini penting pada dua tingkat. Pertama, karena preseden hukum yang dapat ditetapkan, yaitu bahwa perusahaan secara langsung bertanggung jawab atas dampak emisi yang dihasilkan produk mereka terhadap kehidupan masyarakat.

Jika penggugat menang, warga negara menjadi lebih berani untuk menuntut perusahaan lain dari maskapai penerbangan hingga perusahaan energi karena tidak berbuat cukup untuk mengurangi dampaknya terhadap planet ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua, karena perusahaan akan dipaksa untuk membuktikan di pengadilan bahwa target emisi mereka sama ketatnya dengan yang mereka katakan, menguji tekanan klaim mereka bahwa mereka menganggap serius perubahan iklim.

Daimler dan BMW telah menetapkan sejumlah target terkait iklim.

Daimler bertujuan untuk memproduksi kendaraan listrik murni (EV) pada tahun 2030, dan menyediakan alternatif listrik untuk semua model pada tahun 2025. BMW ingin setidaknya setengah dari penjualan global menjadi EV pada tahun 2030, dan mengurangi emisi CO2 per kendaraan sebesar 40% pada jangka waktu yang sama. Volkswagen mengatakan akan berhenti memproduksi mobil penghasil bahan bakar fosil pada tahun 2035.

Ketiga perusahaan telah menyatakan bahwa target mereka sejalan dengan Perjanjian Iklim Paris untuk mengatasi pemanasan global.

Tetapi para penggugat berpendapat bahwa tujuan perusahaan tidak cukup untuk mematuhi peraturan iklim Jerman dan anggaran emisi karbon yang ditetapkan oleh Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC).

Dengan memperpanjang kegiatan emisi karbon, perusahaan secara langsung bertanggung jawab atas kendala hak individu yang harus ditanggung di masa depan jika anggaran karbon tidak dipatuhi, menurut kasus tersebut.

Ini sama sekali bukan satu-satunya perusahaan yang dapat menerapkan argumen semacam itu, dan jika DUH menang, lebih banyak tuntutan hukum dapat menyusul.

Daimler mengatakan pada Senin pihaknya tidak melihat alasan apapun untuk kasus tersebut. "Kami telah lama memberikan pernyataan yang jelas untuk jalan menuju netralitas iklim: itu adalah tujuan kami untuk sepenuhnya listrik pada akhir dekade - di mana pun kondisi pasar memungkinkan," katanya dalam sebuah pernyataan.

BMW mengatakan target iklimnya sudah berada di garis depan industri, dan tujuannya sejalan dengan ambisi menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat.

Pembuat mobil Jerman lain, Volkswagen, mengatakan akan mempertimbangkan kasus ini, tetapi "tidak memandang menggugat perusahaan individu sebagai metode yang cocok untuk mengatasi tantangan sosial."

Baca juga: Polusi Udara Bisa Mengurangi Usia Harapan Hidup Orang India Hingga 9 Tahun

REUTERS

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

6 jam lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.


Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

10 jam lalu

Maxton Hall - The World Between Us. Dok. Prime Video
Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

Maxton Hall - The World Between Us diadaptasi dari novel terlaris pemenang penghargaan, Save Me, karya Mona Kasten.


Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

14 jam lalu

Kanselir Jerman Olaf Scholz bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Beijing, Tiongkok 4 November 2022. Kay Nietfeld/Pool via REUTER
Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.


Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

1 hari lalu

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga, ketika ditemui dalam acara CNBC Economic Outlook 2024, di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 29 Februari 2024. TEMPO/Defara Dhanya
Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.


5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

1 hari lalu

Koalisi dari organisasi masyarakat sipil dari Greenpeace Indonesia, Enter Nusantara, dan Market Forces menggelar aksi bersepeda di Car Free Day Jakarta pada Minggu, 5 Mei 2024. Dalam aksi ini mereka meminta agar perbankan berhenti berinvestasi terhadap energi kotor dan beralih ke energi terbarukan. Dok: Istimewa
5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.


Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

1 hari lalu

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menangis saat memeluk Jenderal Maruli Simanjuntak yang baru dilantik sebagai KSAD di Istana Negara, Jakarta, Rabu 29 November 2023. Luhut yang baru saja pulih hadir menyaksikan sang menantu, Maruli Simanjuntak dilantik menjadi KSAD. TEMPO/Subekti.
Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?


Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

1 hari lalu

Sisifus. Ilustrasi TEMPO/Imam Yunianto
Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.


Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

3 hari lalu

Pemain Borussia Dortmund Marco Reus mencetak gol ke gawang PSV Eindhoven dalam pertandingan leg kedua babak 16 besar Liga Champions di Signal Iduna Park, Dortmund, 14 Maret 2024. REUTERS/Thilo Schmuelgen
Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

Borussia Dortmund mengumumkan, Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer


Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

4 hari lalu

Sebuah mesin bekerja untuk mengurangi polusi dipasang di sekitar area konstruksi saat polusi udara menyelimuti wilayah Beijing, Cina, 18 Desember 2016. REUTERS/Stringer
Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.


Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

4 hari lalu

Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat thermometer pengukur suhu udara di Taman Alat Cuaca BMKG Jakarta, Rabu, 11 Oktober 2023. BMKG memprediksi musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia akan berlangsung hingga akhir Oktober dan awal musim hujan terjadi pada awal November 2023. Tempo/Tony Hartawan
Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG