TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara kemungkinan akan mengurangi usia harapan hidup sekitar 40% orang India hingga sembilan tahun lebih, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh kelompok riset AS pada Rabu. Ini berarti polusi udara memangkas miliaran tahun usia orang di seluruh dunia dan merupakan ancaman yang lebih besar bagi usia harapan hidup daripada merokok, HIV/AIDS atau perang.
480 juta lebih orang yang tinggal di petak luas India tengah, timur dan utara, termasuk ibu kota, New Delhi, mengalami tingkat polusi yang sangat tinggi, kata laporan yang disusun oleh Energy Policy Institute at the University of Chicago (EPIC).
"Yang mengkhawatirkan, tingkat polusi udara India yang tinggi telah meluas secara geografis dari waktu ke waktu," kata laporan EPIC, dikutip dari Reuters, 2 September 2021.
Misalnya, kualitas udara telah memburuk secara signifikan di negara bagian barat Maharashtra dan negara bagian tengah Madhya Pradesh, katanya.
Di negara-negara di mana tingkat polusi udara di bawah standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), orang-orang rata-rata kehilangan 2,2 tahun hidup mereka, CNN melaporkan.
Berharap pada Program Udara Bersih Nasional India (NCAP) yang diluncurkan pada 2019 untuk mengendalikan tingkat polusi berbahaya, laporan EPIC mengatakan dengan mencapai dan mempertahankan tujuan NCAP akan meningkatkan usia harapan hidup negara secara keseluruhan sebesar 1,7 tahun dan untuk New Delhi sampai 3,1 tahun.
Sebuah bangunan tempat tinggal diselimuti kabut asap di New Delhi, India, 25 Desember 2018. [REUTERS / Altaf Hussain]
NCAP bertujuan untuk mengurangi polusi di 102 kota yang terkena dampak terburuk sebesar 20%-30% pada 2024 dengan memastikan pengurangan emisi industri dan knalpot kendaraan, memperkenalkan aturan ketat untuk bahan bakar transportasi dan pembakaran biomassa, serta mengurangi polusi debu. NCAP juga akan memerlukan sistem pemantauan yang lebih baik.
New Delhi adalah ibu kota paling tercemar di dunia untuk tahun ketiga berturut-turut pada tahun 2020, menurut IQAir, kelompok pemantau Swiss yang mengukur tingkat kualitas udara berdasarkan konsentrasi partikel udara yang merusak paru-paru yang dikenal sebagai PM2.5.
Indeks menghitung tahun yang hilang berdasarkan usia harapan hidup jika suatu negara memenuhi pedoman udara bersih yang ditetapkan oleh WHO.
Lima negara teratas dengan rata-rata jumlah tahun hilang tertinggi semuanya berada di Asia, menurut CNN. Setelah India adalah Bangladesh, di mana penduduk kehilangan rata-rata 5,4 tahun usia harapan hidup, diikuti oleh Nepal (5 tahun), Pakistan (3,9 tahun) dan Singapura (3,8 tahun).
Tahun lalu, 20 juta penduduk New Delhi, yang menghirup udara terbersih yang pernah tercatat di musim panas karena pembatasan lockdown virus corona, berjuang melawan udara beracun di musim dingin menyusul peningkatan tajam pembakaran residu pertanian di negara bagian Punjab dan Haryana di dekatnya.
Menurut temuan EPIC, negara tetangga Bangladesh dapat meningkatkan usia harapan hidup rata-rata 5,4 tahun jika negara itu meningkatkan kualitas udara ke tingkat yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Untuk mencapai usia harapan hidup, EPIC membandingkan kesehatan orang-orang yang terpapar berbagai tingkat polusi udara jangka panjang dan menerapkan hasilnya ke berbagai tempat di India dan di tempat lain.
Baca juga: Polusi Udara India Semakin Parah, New Delhi Terapkan Ganjil Genap
REUTERS | CNN