TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada Sabtu, 4 Agustus 2021, mengungkap kalau pelaku penusukan di sebuah supermarket di Auckland, terinspirasi oleh kelompok radikal Islamic State (ISIS).
Pelaku penikaman, 32 tahun, asal Sri Lanka, sudah ditembak mati oleh polisi beberapa saat setelah dia melancarkan aksinya. Identitas lengkap pelaku tidak dipublikasi, hanya diketahui dia adalah mantan narapidana yang menjalani hukuman tiga tahun dan baru bebas Juli 2021 lalu.
Penikaman di sebuah mal New Lynn, Auckland, Selandia Baru pada 3 September 2021. Sumber: reuters
Dia sebelumnya sudah berada dalam radar polisi. Namun secara hukum, pelaku tidak bisa berada di dalam penjara lebih lama lagi.
Pelaku menikam beberapa petugas keamanan dan melukai tujuh orang lainnya di sebuah supermarket di mal New Lynn.
Ardern mengatakan pelaku penyerangan mulai berada dalam radar aparat kepolisian sejak 2016 karena dia mendukung sebuah ideologi yang terinspirasi dari ISIS. Polisi mengikuti pelaku ketika dia masuk ke mal New Lynn di Kota Auckland, Selandia Baru.
Polisi mengira pelaku hendak berbelanja di sana, namun yang terjadi dia mengambil sebilah pisau dari rak pajangan di supermarket dan mulai menikam orang-orang.
Atas kejadian ini, Ardern berjanji akan memperketat undang-undang untuk menangkal terorisme pada bulan ini.
“Saya berkomitmen, segera setelah parlemen melanjutkan sidang, kami akan merampungkan tugas itu (undang-undang menangkal terorisme), yang berarti meloloskan undang-undang itu sesegera mungkin, yang tidak lebih dari akhir bulan ini,” kata Ardern.
RUU Kontra-teror untuk mengkriminalisasi rencana dan persiapan yang mungkin mengarah pada serangan teror. RUU itu untuk menutup apa yang dikatakan kritikus celah yang memungkinkan para komplotan tetap bebas. Namun Ardern mengatakan akan tidak adil jika pengetatan undang-undang akan membuat perbedaan pada kasus ini.
“Ini adalah individu yang punya motivasi besar untuk mengunjungi sebuah supermarket sebagai tameng untuk melancarkan serangan. Ini adalah situasi yang sulit,” kata Ardern.
Baca juga: Selandia Baru Catat Kematian Pertama Akibat Efek Samping Vaksin Pfizer
Sumber: Reuters