TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Taliban, yang memburu seorang jurnalis dari Deutsche Welle, telah menembak mati satu anggota keluarga jurnalis itu dan melukai yang lain, kata televisi publik Jerman Deutsche Welle, menambahkan rumah tiga jurnalis lainnya digerebek oleh Taliban.
Taliban telah berjanji akan mengizinkan media bebas, yang dilarang ketika terakhir berkuasa dari 1996 hingga 2001, ketika memberikan konferensi pers pertamanya pada Selasa sejak merebut ibu kota Kabul.
Baca Juga:
Beberapa wartawan Afghanistan juga melaporkan telah dipukuli dan rumah mereka digerebek sejak Taliban merebut ibu kota Kabul pada hari Minggu.
Dikutip dari Reuters, 21 Agustus 2021, Deutsche Welle (DW) mengatakan Taliban telah melakukan pencarian dari rumah ke rumah untuk menemukan jurnalis itu, yang katanya sekarang bekerja di Jerman dan tidak menyebutkan namanya. Kerabat lainnya dapat melarikan diri dan dalam pelarian sekarang, kata DW.
"Pembunuhan kerabat dekat salah satu editor kami oleh Taliban ... sungguh tragis, dan membuktikan bahaya akut di mana semua karyawan kami dan keluarga mereka di Afghanistan terancam," kata Direktur Jenderal DW Peter Limbourg pada Kamis, mendesak pemerintah di Berlin untuk membantu.
Fotografer Reuters, Danish Siddiqui berpose saat berada di New York, Amerika Serikat, 30 Mei 2018. Fotografer berkewarganegaraan India peraih Pulitzer Prize tersebut tewas saat meliput pertempuran antara pasukan keamanan Afghanistan dengan Taliban di dekat perlintasan perbatasan Pakistan pada Jumat (16/7/2021). REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Nematullah Hemat dari stasiun televisi swasta Ghargasht TV diyakini telah diculik oleh Taliban, dan Toofan Omar, kepala stasiun radio swasta Radio Paktia Ghag, menurut pejabat pemerintah, menjadi sasaran dan ditembak mati oleh para gerilyawan Taliban, Deutsche Welle melaporkan.
Dua orang, juga diduga Taliban, menembak dan membunuh penerjemah Amdadullah Hamdard, yang sering menjadi kontributor surat kabar Jerman Die Zeit, pada 2 Agustus di kota Jalalabad, Afghanistan timur. Sebulan yang lalu, fotografer India yang terkenal di dunia dan pemenang Hadiah Pulitzer Denmark Siddiqui meninggal di Kandahar, mungkin dibunuh oleh militan Taliban.
Seorang juru bicara Taliban tidak segera menanggapi permintaan komentar sementara yang lain tidak dapat segera dihubungi.
Beberapa jurnalis Afghanistan mengatakan situasinya belum jelas.
"Mereka (Taliban) meyakinkan kami bahwa kami aman," kata Khushal Asefi, wakil presiden eksekutif televisi swasta Afghanistan Ariana Radio & Television Network.
"Untuk saat ini, mereka mengatakan bahwa kami tidak memiliki masalah, bahkan jurnalis perempuan dapat bekerja di TV, mereka dapat melakukan pelaporan," katanya kepada Deutsche Welle (DW).
Namun, ada laporan tentang Taliban yang tidak mengizinkan jurnalis perempuan di TV, katanya, seraya menambahkan bahwa dia khawatir tentang masa depan yang benar-benar tidak pasti dan Taliban belum mengklarifikasi apa aturan mereka untuk perempuan.
"Taliban baru saja mengambil alih Kabul baru-baru ini. Tapi ke depan, ketika pemerintah atau sistem terbentuk, kita akan melihat pembatasan apa yang akan diberlakukan Taliban atau tidak," kata Asefi.
Deutsche Welle mengatakan Taliban telah menggerebek rumah setidaknya tiga wartawannya.
"Jelas bahwa Taliban sudah melakukan pencarian terorganisir untuk wartawan, baik di Kabul maupun di provinsi-provinsi. Kami kehabisan waktu!" tegas Limbourg mengatakan, mengacu pada upaya putus asa oleh banyak warga Afghanistan untuk meninggalkan negara itu.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dalam pertemuan tertutup pada hari Senin bahwa Jerman sedang berupaya untuk mengeluarkan warganya dan 10.000 warga Afghanistan yang berisiko keluar dari negara itu sesegera mungkin, menurut sumber-sumber partai.
Jurnalis menjadi sasaran di seluruh dunia, terutama di saat pergolakan. Tapi masalah ini sangat sensitif di Afghanistan, di mana Taliban mempertahankan kontrol ketat saat terakhir berkuasa.
Kepala badan kebudayaan PBB, UNESCO, pada hari Jumat mendesak Taliban untuk menjaga kebebasan berekspresi dan keselamatan jurnalis sesuai dengan kewajiban internasional.
Baca juga: Uni Emirat Arab Setuju Tampung 5 Ribu Warga Afghanistan Selama 10 Hari
REUTERS | DEUTSCHE WELLE