TEMPO.CO, Jakarta - Kepala operasi UNICEF menyatakan optimisme bekerja sama dengan pejabat Taliban setelah beberapa pemimpin Taliban mengatakan ingin melihat pendidikan anak perempuan Afganistan.
UNICEF masih memberikan bantuan ke sebagian besar Afganistan dan pertemuan awal dengan perwakilan baru Taliban di kota-kota yang baru saja direbut seperti Kandahar, Herat dan Jalalabad.
"Kami memiliki diskusi yang sedang berlangsung, kami cukup optimis berdasarkan diskusi tersebut," kepala operasi lapangan UNICEF di Afganistan, Mustapha Ben Messaoud, mengatakan pada briefing PBB, dilaporkan Reuters, 17 Agustus 2021.
Messaoud mengatakan 11 dari 13 kantor lapangan UNICEF saat ini beroperasi.
"Kami tidak memiliki satu masalah pun dengan Taliban di kantor-kantor lapangan itu," katanya.
Taliban memerintah Afganistan antara tahun 1996 hingga 2001, dengan menerapkan syariat Islam yang ketat dan melarang perempuan bekerja. Anak perempuan tidak diperbolehkan sekolah dan perempuan harus menutupi wajah mereka, atau ditemani kerabat laki-laki jika mereka ingin keluar dari rumah.
Sekjen PBB Antonio Guterres pada hari Senin mengkhawatirkan hak asasi manusia di bawah Taliban dan pelanggaran yang meningkat terhadap anak perempuan dan anak laki-laki.
UNICEF mengutip beberapa perwakilan lokal Taliban yang mengatakan bahwa mereka sedang menunggu bimbingan dari para pemimpin mereka tentang masalah mendidik anak perempuan, sementara yang lain mengatakan mereka ingin sekolah maju.
Salah satu direktur kesehatan Taliban di Herat di mana UNICEF adalah satu-satunya badan PBB yang hadir, juga telah meminta karyawan perempuan untuk melapor kembali bertugas, kata Ben Messaoud. UNICEF belum menjalin komunikasi langsung dengan Taliban di ibu kota Kabul.
Baca juga: Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan
REUTERS