TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat pada Senin mengatakan akan membuat program pengungsi khusus warga Afganistan yang mungkin menjadi sasaran Taliban karena afiliasi mereka dengan Amerika Serikat.
Deplu berencana membuat program pengungsi "Prioritas Dua", yang mencakup warga Afganistan yang bekerja untuk proyek-proyek yang didanai AS dan untuk badan-badan non-pemerintah dan media yang berbasis di AS, menurut laporan Reuters, 3 Agustus 2021.
Program itu, yang menurut Departemen Luar Negeri dapat membantu ribuan warga Afganistan, muncul saat pertempuran meningkat di Afganistan menjelang penyelesaian penarikan pasukan AS pada akhir bulan ini, dengan Taliban terus maju untuk merebut ibu kota provinsi utama.
Presiden Joe Biden telah menghadapi tekanan dari anggota parlemen dan kelompok advokasi untuk membantu warga Afganistan yang menghadapi risiko pembalasan Taliban karena hubungan mereka dengan Amerika Serikat selama perang 20 tahun.
Program ini berlaku untuk warga Afganistan yang tidak memenuhi syarat untuk program Visa Imigrasi Khusus (SIV) yang mencakup penerjemah dan orang lain yang bekerja untuk pemerintah AS, dan keluarga mereka.
Sekitar 400 pemohon SIV yang visanya dalam tahap akhir pemrosesan bersama anggota keluarga mereka, telah tiba dalam beberapa hari terakhir pada awal upaya evakuasi yang dijuluki "Operation Allies Refuge" yang dapat mencakup sebanyak 50.000 orang atau lebih, Reuters melaporkan.
Mereka yang bekerja pada proyek yang didanai AS dan warga Afganistan yang dipekerjakan oleh organisasi media atau organisasi non-pemerintah (LSM) yang berbasis di AS, adalah termasuk di antara mereka yang memenuhi syarat untuk program tersebut, kata Departemen Luar Negeri.
Mereka harus dirujuk oleh agen AS atau pegawai warga AS paling senior di LSM atau organisasi media yang berkantor pusat di Amerika Serikat.
Orang-orang berdiri di atas kendaraan memegang bendera Taliban ketika orang-orang berkumpul di dekat titik persimpangan Gerbang Persahabatan di kota perbatasan Chaman, Pakistan-Afganistan, Pakistan 14 Juli 2021.[REUTERS / Abdul Khaliq Achakzai]
Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan Amerika Serikat berkewajiban untuk memastikan bahwa AS memenuhi komitmen kepada mereka yang secara khusus mempertaruhkan diri mereka dan keluarganya untuk membantu AS.
Setelah mereka mendaftar, warga Afganistan akan dihubungi melalui email untuk memberi tahu mereka bahwa mereka berada dalam sistem pemerintah AS dan kemudian harus keluar dari Afganistan ke negara ketiga, di mana mereka akan menunggu 12 hingga 14 bulan untuk pemrosesan aplikasi mereka, kata pejabat.
"Kami menyadari bahwa...sangat sulit bagi warga Afganistan untuk mendapatkan visa ke negara ketiga atau dalam beberapa kasus menemukan cara untuk memasuki negara ketiga," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
Pejabat AS terus meninjau situasi di lapangan di Afganistan dan perencanaan semacam itu akan dikembangkan, kata Price.
"Kami sudah berdiskusi dengan negara-negara tetangga, serta (badan pengungsi PBB), untuk bersiap menghadapi kemungkinan arus keluar," kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri yang memberi tahu wartawan dengan syarat anonim, menambahkan bahwa penting bahwa perbatasan Pakistan dengan Afganistan tetap terbuka, sementara yang lain mungkin melakukan perjalanan ke Turki melalui Iran.
Iran dan Pakistan telah meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan mereka, mempersulit warga Afganistan yang mencoba memanfaatkan program untuk menyeberang, kata Bill Frelick, direktur divisi hak pengungsi dan migran Human Rights Watch.
Baca juga: Pilot Afganistan Diincar Taliban, Pemerintah Cemas Gerilyawan Bakal Rebut Kabul
REUTERS